Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Mohammad Abdul Ghani menyebut tahun depan utang terkait pembayaran gaji karyawan dan dana pensiun dapat terselesaikan.
Ghani menyampaikan, utang PTPN yang sebelumnya Rp43 triliun kini telah berkurang menjadi sekitar Rp30 triliun. Menurutnya, hal ini terjadi dalam waktu 3 tahun selama masa transformasi.
"Insya Allah tahun depan kita sudah selesai urusan dengan (pembayaran) karyawan , pembayaran pensiun dan sebagainya itu," ujar Ghani saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa.
Ghani mengatakan, transformasi pada PTPN telah memberikan dampak keuangan yang signifikan. Selama 2021 hingga 2023, PTPN telah mengantongi laba sebesar Rp11,7 triliun yang terdiri Rp4,04 triliun di 2021, Rp6,02 triliun di 2022 dan Rp1,02 triliun di 2023.
Perusahaan plat merah tersebut juga telah membayar pokok utang berbunga sebesar Rp11,3 triliun, Santunan Hari Tua Rp3,7 triliun dan iuran pensiun sebesar Rp3,0 triliun sejak 2021 sampai Mei 2024.
"Iuran pensiun yang dulu tidak pernah kami bayar, sudah kami bayar, memang masih belum lunas, masih tahun depan. Jadi nanti PTPN 2026 pasti akan meloncat baik lama dan cashflow," kata Ghani.
Lebih lanjut, Ghani menyebut bahwa ke depan PTPN akan fokus pada fase pertumbuhan dan ekspansi perusahaan.
"PTPN dengan transformasinya, maka kinerja kami secara korporasi sudah setara best practice," katanya.
Dalam beberapa tahun ke depan, PTPN III akan melakukan sejumlah persiapan perbaikan di beberapa pabrik gula untuk mewujudkan percepatan swasembada gula pada 2028.
Baca juga: Utang luar negeri Indonesia triwulan I-2024 menurun
Dirut PTPN III sebut pembayaran utang karyawan dan pensiun selesai di 2025
Selasa, 25 Juni 2024 13:15 WIB