Jayapura (ANTARA) - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengatakan, selama semester I-2024 telah menemukan uang palsu sebanyak 33 lembar, turun jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Thomy Andryas di Jayapura, Senin, mengatakan, pada 2023 temuan uang palsu sebanyak 56 lembar sehingga dengan semakin menurunnya data temuan uang palsu, menandakan masyarakat semakin memahami ciri keaslian uang rupiah.
“Sebagai langkah nyata kami gencar sosialisasi dan literasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah hingga ke pelosok Tanah Papua khususnya di wilayah 3T juga dilakukan,” katanya.
Menurut Thomy, temuan uang palsu di wilayah Papua terus mengalami penurunan dari 2022 yaitu sebanyak 341 lembar, kemudian 2023 sebanyak 56 lembar dan semester I-2024 turun hingga 33 lembar.
“Meski mengalami penurunan namun kami juga terus melakukan Training for Trainer (ToT) untuk aparat penegak hukum di Papua agar semakin meningkatkan kemampuan dalam melihat lagi ciri keaslian uang rupiah,” ujarnya.
Dia menjelaskan oleh sebab itu rapat koordinasi (rakor) penanganan tindak pidana mata uang rupiah bersama seluruh unsur Pemberantas Uang Palsu (Botasupal) yang ada di wilayah Papua sangat penting dilakukan agar ke depan peredaran uang palsu semakin berkurang.
“Jadi kami telah melakukan rakor dengan Botasupal Papua bertempat di Bali dari 25-26 Juni sebagai tindak lanjut koordinasi pusat agar literasi ciri keaslian uang rupiah bisa lebih di pahami,” katanya.
Dia menambahkan Bank Indonesia senantiasa menyediakan ahli rupiah dalam setiap pengungkapan kasus temuan uang palsu termasuk melakukan proses klarifikasi pemeriksaan forensik di Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center (BI-CAC) atau laboratorium analisa uang palsu.