Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan, masyarakat perlu membangun kesiapsiagaan terutama dalam menghadapi bencana alam yang dapat terjadi di mana saja termasuk destinasi wisata.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya di Jakarta, Selasa mengungkapkan hal tersebut guna merespons prediksi gempa megathrust yang disampaikan oleh BMKG.
Sebelumnya BMKG menyebut, salah satu yang terdampak oleh prediksi ini adalah wisata pantai, termasuk kawasan Carita, yang merupakan daya tarik wisata bagi wisatawan dari Provinsi DKI Jakarta dan Banten.
“Karena megathrust adalah fakta tetapi bagaimana kita bisa meminimalisir risiko yang mungkin terjadi,” ujar Nia.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang Rahmat Zultika menyampaikan, sampai saat ini pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah Banten masih terbilang kondusif.
Terkait adanya fenomena penurunan jumlah wisatawan di destinasi wisata Banten bukan disebabkan isu megathrust, tetapi karena memang belum masuk suasana musim libur sekolah.
“Kami bersama BMKG telah melakukan upaya mitigasi dan BMKG juga sudah memasang sistem deteksi dini di 22 titik. Kemudian kami memiliki tiga Early Warning System (EWS) atau system peringatan dini yang dipasang di Tanjung Lesung satu, kemudian Pantai Labuan,” ujarnya.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Weniza menjelaskan, megathrust tidak hanya menjadi isu nasional namun juga internasional, karenanya berbagai upaya mitigasi perlu dilakukan terutama memperkuat kesiapsiagaan masyarakat.
“Bicara panduan, pada tahun 2020 Indonesia telah melahirkan ISO 22328-3 dengan judul Guidline for Implementation of The Tsunami Warning System. Panduan ini sebagai instrumen praktis yang dapat diacu berbagai sektor khususnya pariwisata,” ujarnya.
Kepala Bidang Mitigasi Tsunami Samudra Hindia dan Pasifik BMKG Suci Dewi Anugrah menambahkan wilayah yang berpotensi gempa megathrust tidak hanya di Indonesia saja, namun negara lain seperti Jepang juga Hawaii.
Sehingga harus disikapi dengan upaya mitigasi secara berkelanjutan yang meliputi pemahaman potensi bahaya yang bisa saja melanda hingga membangun kesiapsiagaan.
"Mulai dari identifikasi jumlah wisatawan hingga alur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu evakuasi yang jelas, utamanya di tiap-tiap penginapan atau hotel," katanya.
Diharapkan seluruh pegawai hotel telah mendapatkan training dan sosialisasi serta simulasi bencana yang dilakukan secara rutin.
Kemenparekraf mencatat distribusi perjalanan wisnus pada November 2023 menunjukkan bahwa Jakarta dan Banten menempati posisi lima besar sebagai provinsi asal distribusi perjalanan wisnus.
Dengan masing-masing presentase sebesar 9,32 persen dan 7,65 persen.
Sementara secara keseluruhan pergerakan wisnus di Banten sampai dengan November 2023, BPS mencatat berjumlah 43.129.799 pergerakan.
Masyarakat perlu membangun kesiapsiagaan hadapi bencana
Selasa, 27 Agustus 2024 16:58 WIB