Ambon (ANTARA) - Kumpulan anak muda Ambon yang tergabung dalam Jazirah Timur Labuhan Kata menggelar Hari Raya Literasi dalam rangkaian pertukaran gagasan serta menjelajah ruang sejarah dan kebudayaan Maluku.
“Ini serupa festival literasi, tetapi kami menyebutnya hari raya literasi Kota Ambon. Ini bukan sekadar ajang perayaan melainkan babak penting dalam program kebudayaan yang didedikasikan untuk pengembangan sastra, musik dan seni di Maluku,” kata Direktur Jazirah Timur Labuhan Kata Theoresia Rumthe, di Ambon, Minggu.
Kenapa memilih nama Jazirah?, Theoresia mengatakan di Pulau Ambon kata Jazirah hidup dan melekat di lidah. Sebab, Ambon adalah sebuah pulau kecil yang terbentuk dari dua jazirah, yakni Leihitu dan Leitimor.
Menurutnya, Kota Ambon sebagai titik tengah dari dua jazirah yang menjadi ruang temu juga jembatan pertukaran pengetahuan. Sementara Timur Labuhan Kata adalah kota pelabuhan yang merayakan kata-kata.
Kegiatan ini menampilkan sebanyak 43 penulis dan kreator dengan beragam acara yakni diskusi buku, pembacaan puisi, workshop menulis kreatif, dongeng untuk anak-anak, penampilan musik dari musisi lokal dan pameran karya seni baik dari seniman Maluku maupun luar Maluku.
Selain itu, panitia juga menyediakan kedai baca, pasar buku mardika yang mana di sana ada penerbit-penerbit independen yang hadir di toko buku Jazirah serta toko buku Gramedia Ambon. Tidak hanya itu, Jazirah juga melibatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) lokal Ambon.
Kegiatan berlangsung di Museum Siwalima Ambon, 4-5 Oktober 2024. Ribuan anak muda antusias mendatangi kegiatan literasi tersebut.
“Kami mengharapkan dengan adanya kegiatan literasi ini, dari Ambon ada penulis-penulis muda yang bermunculan, yang punya buku dan karya untuk diterbitkan dan semakin banyak anak muda yang menyukai buku,” harapnya.
Ia juga berharap, semoga Jazirah bisa menjadi ruang aman untuk anak-anak yang terlibat dan sudah mulai terpapar dengan literasi sejak dini dapat bertumbuh untuk lebih mencintai literasi.
“Tentunya kami mempunyai visi untuk menjadikan ini sebagai loka yang bergairah untuk perkembangan seni dan sastra di Maluku khususnya di Kota Ambon,” terangnya.
Theoresia menjelaskan apa yang telah diselenggarakan ini menjadi awal niat baik dan juga doa baik. Lebih dari itu, teman-teman Jazirah dapat mencintai buku, luas pengetahuannya, maknanya, memperlakukan manusia lain setara dan selalu berpihak kepada orang-orang yang kurang beruntung dan inklusif.