Jakarta (ANTARA) - Kepala Divisi Psikiatri Anak dan Remaja dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, Sp. KJ(K) menekankan komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak remaja adalah fondasi penting untuk membangun hubungan kuat dan perkembangan emosional dan mental anak.
"Diperlukan komunikasi yang aktif, artinya bisa saling mendengarkan dan saling menghargai pendapat masing-masing," kata Tjhin Wiguna ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ia menyampaikan, orang tua perlu memastikan bahwa mereka memiliki pemikiran yang terbuka untuk mendengarkan perspektif anak tanpa cepat menghakimi.
Dalam hal ini, kemampuan orang tua untuk mengontrol emosi dan tetap tenang sangat penting, terutama jika terjadi perbedaan pendapat yang berujung pada konflik.
Menurut dia, refleksi diri terhadap komunikasi yang terjadi dapat membantu orang tua untuk memperbaiki interaksi di masa depan.
Selain itu, usia remaja merupakan masa di mana anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan lebih matang.
Oleh karena itu, orang tua perlu memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajak anak berkomunikasi secara lebih aktif dan efektif, sehingga mereka merasa dihargai dan dapat berbicara lebih terbuka tentang perasaan dan pikirannya.
"Untuk itu orang tua perlu memiliki kedekatan sejak awal dengan anaknya dan secara aktif untuk bisa membaca sinyal yang dikirimkan anak ketika mereka merasa tidak nyaman," ujarnya.
Lebih lanjut, Pakar dalam bidang Psikiatri Anak dan Remaja itu mengatakan bahwa salah satu tantangan besar yang dihadapi orang tua adalah bagaimana membantu anak remaja membuat keputusan yang baik, terutama ketika dihadapkan pada pilihan sulit atau pengaruh negatif dari lingkungan sekitar.
Ia menilai pendidikan moral sangat penting untuk diterapkan sejak dini, bahkan sejak usia balita, dan berlanjut hingga anak remaja dan dewasa untuk membantu membedakan mana tindakan atau perilaku yang baik dan buruk.
Selain itu, orang tua harus menjadi pendamping yang aktif dalam proses pengambilan keputusan anak.
Dengan memberi arahan dan diskusi yang membangun, orang tua dapat membantu anak memahami konsekuensi dari setiap pilihan yang mereka buat.
Lingkungan keluarga dan sekolah menjadi tempat utama untuk menanamkan nilai-nilai moral dan memberikan bimbingan yang konsisten.
"Sekolah dan kondisi di rumah merupakan tempat yang umumnya pendidikan ini dijalankan. Perlunya pendampingan orang tua dalam menuntun anak untuk bisa memilih apa yang tepat untuk dirinya," katanya.