Pontianak (ANTARA) - Sebanyak 122 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari 22 provinsi asal kawasan timur Indonesia turut mengambil bagian dalam Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (FESyar KTI) 2025 yang resmi dibuka di Atrium Ayani Megamall, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat.
"Kegiatan yang berlangsung hingga 1 September itu menjadi bagian dari upaya memperkuat ekonomi dan keuangan syariah di kawasan timur Indonesia sekaligus mendorong posisi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Barat, Doni Septadijaya, di Pontianak, Jumat.
Dia menyampaikan bahwa pembukaan resmi tersebut merupakan puncak dari rangkaian panjang kegiatan FESyar yang sudah digelar sebelumnya.
"Sebenarnya acara ini bukan baru dimulai tanggal 29 Agustus, karena berbagai kegiatan sudah dilaksanakan jauh-jauh hari, mulai dari training of trainer untuk batan keratau, da’i, nazir, hingga Juleha," tuturnya.
Ia menyebut, Indonesia mencatat perkembangan signifikan dalam sektor ekonomi syariah. Berdasarkan data Economic and Global Assessment (EGA) 2023, pengeluaran masyarakat Muslim Indonesia untuk produk halal mencapai Rp3.290 triliun, dengan Rp2.616 triliun di antaranya berasal dari sektor makanan dan minuman.
"Alhamdulillah, posisi Indonesia kini berada di peringkat ketiga dunia dalam sektor ekonomi syariah. Ini melonjak dari posisi ke-10 di tahun 2014," katanya.
FESyar KTI 2025 menghadirkan berbagai agenda seperti sertifikasi nazir, training of trainers, Sarinah Fair, business matching, serta pameran produk halal dari UMKM. Selain itu, juga ditampilkan selawat akbar bersama Ustaz Sheikh Muhammad Zabar dan pojok halal UMKM lokal yang menjadi daya tarik bagi masyarakat.
Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Harisson, menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan festival ini.
"Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen kita dalam mendorong pertumbuhan dan penguatan ekonomi syariah. Indonesia memiliki kekuatan pasar luar biasa dengan jumlah penduduk Muslim yang besar," tuturnya.
Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, hingga akademisi agar ekonomi syariah dapat berkembang secara inklusif dan berkelanjutan. Dalam roadmap pembangunan daerah, ekonomi syariah juga telah terintegrasi dalam RPJMD Kalbar 2025–2029 dengan fokus pada penguatan UMKM halal, keuangan sosial syariah, dan peningkatan literasi halal lifestyle.
Selain sebagai forum ekonomi, FESyar KTI 2025 juga mencatat capaian signifikan, di antaranya realisasi business matching pembiayaan hampir Rp60 miliar, sertifikasi halal untuk 2.240 produk, serta pelaksanaan 33 proyek wakaf produktif dan sosial.
"FESyar KTI 2025 harus menjadi momentum penting untuk mengukuhkan peran ekonomi syariah sebagai salah satu motor pembangunan daerah dan bangsa," katanya.
