Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mengatakan penambahan suplemen dan vitamin dilakukan untuk meningkatkan daya tahan anak gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) terhadap virus Elephant Endotheliotropic Herpes Viruses (EEHV).
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut Satyawan Pudyatmoko di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa belum ada vaksin efektif mencegah virus EEHV yang rentan menyerang anak gajah, seperti Kalistha Lestari (Tari) yang terkonfirmasi mati karena virus tersebut.
"Kita coba dengan menambah suplemen vitamin untuk meningkatkan daya tahan, karena virus itu ganas sekali," kata Dirjen KSDAE Satyawan.
Diharapkan dengan pemberian penambahan suplemen dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak gajah menghadapi virus herpes tersebut. Tidak hanya mengandalkan dari pakan alami yang biasa dikonsumsi gajah saja.
"Saya konsultasi dengan dokter hewan memang cepat sekali, bisa dalam waktu 24 jam bisa mati," tambahnya.
EEHV sendiri merupakan salah satu jenis virus herpes yang hanya menyerang gajah, terutama rentan menyerang anak gajah. Terutama rentan terhadap anak gajah yang berusia di bawah 4 tahun.
Virus itu sendiri hanya menular antar spesies gajah dan tidak menular ke manusia.
Sebelumnya, Kemenhut lewat Balai TN Tesso Nilo di Riau mengumumkan hasil hasil pemeriksaan laboratorium memastikan kematian anak gajah Tari disebabkan oleh virus EEHV.
Anak gajah yang populer di media sosial itu ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa pada 10 September 2025, setelah sehari sebelumnya berada dalam kondisi sehat.
Gajah Tari sendiri merupakan salah satu gajah yang menjadi sensasi di media sosial, dengan video dan foto yang memperlihatkan aktivitasnya bersama mahout di TN Tesso Nilo menarik perhatian para warganet, termasuk 350 ribu pengikut media sosial resmi TN Tesso Nilo.
