Bengkayang (ANTARA) - Kepolisian Resor Bengkayang Kalimantan Barat mulai memitigasi dan siap siaga dalam menghadapi tanggap darurat bencana hidrometeorologi melalui apel kesiapsiagaan bersama instansi terkait lainnya di halaman, Polres Bengkayang, Rabu.
Wakapolres Bengkayang Kompol Anne Trias Sefyna menegaskan kegiatan tersebut merupakan langkah konkret untuk mengecek kesiapan personel dan sarana prasarana (sarpras) seluruh instansi dalam menghadapi potensi bencana alam yang meningkat akibat curah hujan tinggi dan fenomena La Nina yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026.
“Kegiatan apel kesiapsiagaan ini bukan sekadar seremonial, melainkan wujud sinergi antara TNI, Polri, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan untuk bertindak cepat, tepat, dan terkoordinasi dalam menghadapi potensi bencana,” ujar Kompol Anne.
Ia menekankan pentingnya deteksi dini, pemetaan wilayah rawan bencana, kesiapan logistik, serta pelaksanaan simulasi tanggap darurat secara rutin agar upaya penanggulangan berjalan efektif dan dapat meminimalisir risiko korban jiwa maupun kerugian material.
Wakapolres juga mengutip data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mencatat hingga Oktober 2025 telah terjadi 2.606 kejadian bencana di Indonesia, dengan lebih dari 5,2 juta jiwa terdampak. Mayoritas peristiwa tersebut merupakan banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor.
“Indonesia termasuk negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di dunia. Karena itu, kesiapsiagaan harus menjadi budaya bersama. Seperti pesan Presiden RI Bapak Prabowo Subianto, kekuasaan yang diberikan rakyat adalah untuk melindungi rakyat dari segala bahaya, termasuk bencana,” kata Kompol Anne.
Dia mengajak seluruh pihak untuk menjalankan tugas kemanusiaan dengan empati dan profesionalisme. Dan meminta agar mampu menunjukkan bahwa negara selalu hadir untuk rakyat, terutama di masa-masa sulit.
"Laksanakan tugas dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab, karena ini bukan sekadar kewajiban, melainkan panggilan moral untuk kemanusiaan,” ujarnya.
