Jakarta (ANTARA) - Sejumlah perguruan tinggi di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bergerak cepat memberikan dukungan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera.
"Kemdiktisaintek memastikan seluruh potensi pendidikan tinggi terus diperkuat untuk mendukung pemulihan Sumatra. Negara hadir, dan perguruan tinggi adalah garda ilmiahnya," kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Menteri Brian memaparkan Tim Dukungan Kesehatan Jiwa Psikososial (DKJPS) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Sumatera Utara bergerak ke Kabupaten Langkat untuk memberikan layanan kesehatan jiwa, dukungan psikososial, serta penanganan medis dasar bagi warga terdampak.
Tim yang terdiri atas staf dan 15 residen kedokteran jiwa memberikan asesmen psikologis, pendampingan emosional, serta edukasi ketahanan mental bagi keluarga penyintas.
"Tim juga menyediakan pelayanan kesehatan umum serta menyalurkan bantuan kebutuhan dasar dan obat-obatan," ujar Brian.
Selanjutnya, terdapat pula relawan dari Student Mental Care Center (SMCC), Fakultas Psikologi, dan Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang akan diterjunkan ke wilayah Aceh dan Sumatera Utara pada 10 Desember 2025 untuk memberikan layanan psikososial dan distribusi logistik.
Dari Makassar, Universitas Hasanuddin (Unhas) mengirimkan beberapa gelombang tim bantuan medis ke Aceh dan Sumatera Barat.
Di Kabupaten Pidie Jaya, tim spesialis penyakit dalam, anak, kebidanan, ortopedi, hingga mobile obstetri mengambil alih layanan primer di posko pengungsian Puskesmas Meurah Dua yang lumpuh akibat ketiadaan tenaga dan obat-obatan.
Di Sumatera Barat, gelombang ketiga Tim Medis Unhas tiba di RSUD Lubuk Basung dan langsung melakukan tindakan darurat pada pasien dengan fraktur mandibula yang dievakuasi menggunakan helikopter dari wilayah terisolasi Palembayan.
Sementara, Universitas Syiah Kuala (USK) menjadi institusi pertama yang mengambil alih layanan darurat RSUD Meureudu pascabencana. Sejak 28 November 2025, ratusan tenaga medis USK memperkuat triase, IGD, rawat inap, hingga operasi darurat.
Adapun Tim Relawan Universitas Teuku Umar (UTU) menjadi salah satu tim pertama yang berhasil mencapai titik terisolasi di Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya, wilayah yang kehilangan hampir seluruh pemukiman. Relawan menyerahkan bantuan kebutuhan pokok, pakaian, obat-obatan, tenda, dan susu bayi langsung kepada penyintas. Kehadiran tim UTU disambut haru oleh warga yang telah berhari-hari tanpa bantuan karena akses jalur yang rusak parah.
Kemdiktisaintek mengapresiasi seluruh perguruan tinggi yang telah bergerak cepat dengan inisiatif dan empati yang tinggi menunjukkan bahwa ekosistem pendidikan tinggi Indonesia semakin solid dan responsif terhadap krisis.
Kemdiktisaintek akan terus memperkuat koordinasi, pemetaan kebutuhan, serta dukungan logistik dan teknis agar seluruh misi kemanusiaan berjalan efektif dan berkelanjutan.
