Sukadana (Antara Kalbar) - Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kayong Utara menahan dua kendaraan bak terbuka yang masing-masing membawa 300 tabung dan 250 tabung elpiji ukuran tabung tiga kilogram ke arah perbatasan Kabupaten Kayong Utara dengan Ketapang, Selasa (27/1) malam.
Menurut Kepala Satpol PP Kabupaten Kayong Utara Kamarudin, penangkapan kendaraan dan tabung elpiji tersebut bermula dari kelangkaan di Kecamatan Simpang Hilir dan Sukadana.
"Juga meneruskan informasi dari Dinas ESDM terkait banyaknya keluhan masyarakat tersebut," kata dia.
Kemudian, pihaknya mengamankan dan memeriksa dokumen serta kelengkapan lainnya. Satu mobil pick up memiliki dokumen dan peruntukan yang jelas, namun satu lagi menyalahi aturan dan peruntukannya.
Satu pick up yang bermasalah tersebut membawa 250 tabung yang dikemudikan oleh UD, warga Gertak Kuning, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
Lanjut Kamarudin, UD merupakan sopir yang sering digunakan jasanya oleh sebuah pangkalan milik AC alias YK alias SY.
Menurut dokumen tersebut, AC yang merupakan pemilik pangkalan bahan bakar minyak jenis premium dan solar di Desa Pulau Kumbang, Kecamatan Simpang Hilir, namun merambah ke usaha LPG.
"Izin yang dimiliki pangkalan ini masih pangkalan bbm, bukan elpiji," katanya.
Dari hasil pemeriksaan, AC mendapatkan elpiji di salah satu agen di Kecamatan Teluk Batang dengan harga Rp17.500 per tabung dan diedarkan di Kecamatan Simpang Hilir.
Namun lantaran ada permintaan dari wilayah perbatasan Kayong Utara dan Ketapang di Desa Simpang Tiga, AC mengirim tanpa melihat di kecamatan yang merupakan wilayahnya sedang dalam kondisi langka.
Kamaruddin menjelaskan, AC dan UD tidak ditahan, namun pembinaan dengan membuat perjanjian tidak mengulangi lagi serta segera mengurus perizinan untuk pangkalan miliknya.
Elpiji yang rencananya akan dibawa ke perbatasan Ketapang - Kayong Utara akan dikembalikan ke Simpang Hilir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sedang mengalami kelangkaan.
Sudah hampir satu bulan terakhir, masyarakat Kayong Utara mengalami kelangkaan elpiji 3 kilogram di pasaran. Jikapun ada, harganya hingga Rp25 ribu sampai Rp26 ribu pertabung.
Harga tersebut masih tergolong murah jika dibandingkan dengan harga di wilayah kepulauan yang memerlukan biaya transportasi lebih tinggi.
Sementara itu Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Kabupaten Kayong Utara Sunardi membenarkan saat ini masyarakat banyak mengeluhkan kelangkaan elpiji.
Pihaknya terus mengupayakan mencari akar masalah serta solusinya dan salah satunya melakukan koordinasi dengan pihak Pol PP. "Kita akan kembali menertibkan perizinan dan wilayah edar elpiji dari agen dan pangkalan se-KKU," kata Sunardi.
Satpol PP Kayong Utara Amankan Mobil Pembawa Elpiji Subsidi
Rabu, 28 Januari 2015 16:18 WIB