Pontianak (Antara Kalbar) - Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan bahwa realisasi kredit bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekitar Rp100 triliun pada 2015.
"Akses bagi UMKM, khususnya khususnya kredit usaha rakyat (KUR) akan mencapai Rp100 triliun pada 2015," kata Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Kementerian Koperasi dan UMKM, I Wayan Dipta di Pontianak, Selasa.
Target itu berdasarkan kian meningkatnya peran sektor tersebut dalam ekonomi serta realisasi komunitas ekonomi ASEAN 2015.
"UMKM punya peranan strategis di Indonesia," kata dia.
Berdasarkan data BPS tahun 2009, terdapat 52,76 unit UMKM di Indonesia. Kontribusinya di dalam PDB mencapai 56,92 persen; dan menyerap tenaga kerja 97,30 persen.
Sedangkan di ASEAN, lebih dari 96 persen perusahaan di kawasan itu adalah UMKM dan memberi kontribusi di dalam Pendapatan Domestik Bruto 30 - 57 persen, serta menyerap tenaga kerja 50 - 98 persen.
Ia melanjutkan, di ASEAN pada tahun 2015 diperkirakan akan dihuni 600 juta penduduk dan terbuka dengan pasar lainnya.
Untuk itu, pemerintah akan mendorong produktivitas dan daya saing UMKM terus meningkat. Sementara perkembangan ekspor UMKM tumbuh 20 persen per tahun.
Namun, kata dia, persaingan akan semakin tajam di masa mendatang terutama dalam memperoleh sumber daya.
"Sangat penting untuk menjaga daya saing UKM sebagai industri kreatif dan inovatif, dengan desain dan kualitas produk melalui aplikasi iptek dan kewirausahaan," katanya saat sosialisasi "Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015, Peluang dan Tantangan Bagi Pelaku Usaha di Kalbar".
Sedangkan strategis untuk pengembangan UKM, diantaranya memperkuat daya saing global. Salah satunya memperluas akses pembiayaan dan pengurangan biaya bunga.
Sementara untuk pengamanan pasar domestik, berupa pengawasan di border, peredaran barang di pasar lokal, serta promosi penggunaan produksi dalam negeri.
T011
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Akses bagi UMKM, khususnya khususnya kredit usaha rakyat (KUR) akan mencapai Rp100 triliun pada 2015," kata Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Kementerian Koperasi dan UMKM, I Wayan Dipta di Pontianak, Selasa.
Target itu berdasarkan kian meningkatnya peran sektor tersebut dalam ekonomi serta realisasi komunitas ekonomi ASEAN 2015.
"UMKM punya peranan strategis di Indonesia," kata dia.
Berdasarkan data BPS tahun 2009, terdapat 52,76 unit UMKM di Indonesia. Kontribusinya di dalam PDB mencapai 56,92 persen; dan menyerap tenaga kerja 97,30 persen.
Sedangkan di ASEAN, lebih dari 96 persen perusahaan di kawasan itu adalah UMKM dan memberi kontribusi di dalam Pendapatan Domestik Bruto 30 - 57 persen, serta menyerap tenaga kerja 50 - 98 persen.
Ia melanjutkan, di ASEAN pada tahun 2015 diperkirakan akan dihuni 600 juta penduduk dan terbuka dengan pasar lainnya.
Untuk itu, pemerintah akan mendorong produktivitas dan daya saing UMKM terus meningkat. Sementara perkembangan ekspor UMKM tumbuh 20 persen per tahun.
Namun, kata dia, persaingan akan semakin tajam di masa mendatang terutama dalam memperoleh sumber daya.
"Sangat penting untuk menjaga daya saing UKM sebagai industri kreatif dan inovatif, dengan desain dan kualitas produk melalui aplikasi iptek dan kewirausahaan," katanya saat sosialisasi "Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015, Peluang dan Tantangan Bagi Pelaku Usaha di Kalbar".
Sedangkan strategis untuk pengembangan UKM, diantaranya memperkuat daya saing global. Salah satunya memperluas akses pembiayaan dan pengurangan biaya bunga.
Sementara untuk pengamanan pasar domestik, berupa pengawasan di border, peredaran barang di pasar lokal, serta promosi penggunaan produksi dalam negeri.
T011
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013