Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mencatat 60 persen penduduk di wilayah itu menggantungkan hidupnya dari aktivitas pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan.

"Sehingga sektor pertanian secara umum masih menjadi tulang punggung pembangunan perekonomian di Provinsi Kalbar," kata Asisten II Setda Kalbar Lensus Kandry di Pontianak, Senin.

Sedangkan di dalam PDRB, sektor pertanian memberi kontribusi sekitar 25 persen sehingga memberi peran yang dominan dibandingkan 8 sektor ekonomi lainnya.

Ia menambahkan, terkait hal itu, Pemprov Kalbar tetap memberikan prioritas kebijakan dalam pembangunan pertanian agar moderen, berbudaya industri, berbasis pedesaan namun berdaya saing.

Namun diakui, saat ini banyak lahan pertanian yang sudah berubah fungsi untuk aktivitas non pertanian. "Ini menjadi ancaman tersendiri, khususnya pertanian pangan," kata Lensus Kandry saat pertemuan bidang ketahanan pangan.

Kemudian, pertumbuhan penduduk dari tah un ke tahun telah mendorong terjadinya peralihan lahan pertanian produktif menjadi areal perumahan dan bangunan.

"Ketersediaan lahan pertanian produktif menurun dan terus mengancam terjadinya penurunan produksi pangan," ujar dia.

Secara nasional, pemerintah telah menetapkan target pencapaian surplus beras nasional sebesar 10 juta ton pada tahun 2014.

Kalbar mendapat target untuk mencapai surplus beras sampai tahun 2014 sebesar 350 ribu ton.

Di sisi lain, angka konsumsi beras rata-rata rakyat Indonesia adalah sebanyak 139,15 kilogram. Angka tersebut jauh tinggi dibanding Singapura, Malaysia dan India.

Sementara sasaran konsumsi beras yang akan dicapai pemerintah adalah sebesar 116,97 kilogram per kapita per tahun.

"Diharapkan angka tersebut dapat tercapai sehingga kita tidak tergantung dengan beras," kata dia.

***2***

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014