Ngabang (Antara Kalbar) - Bupati Landak Adrianus Asia Sidot secara resmi membuka program Operasi Ketahanan Pangan (OKP) Kabupaten Landak dengan menanan langsung benih padi di Desa Kayu Tanam Kecamatan Mandor, Senin.

Selanjutnya di Desa Paloan dan Pahauman Kecamatan Sengah Temila, desa Amboyo Selatan Pal 20 Kecamatan Ngabang dan Tubang Raeng Kecamatan Jelimpo.

"Kami berharap, targetnya rata-rata 5 ton perhektar produksinya, kalau sekarang tercatat hanya 3,1 ton. Jadi nanti akan dinaikkan 5 ton, tapi dengan catatan Sarana Produksi (saprodi) bisa tepat waktu," katanya.

Menurutnya, OKP tersebut juga bisa mewujudkan ketahanan pangan Kabupaten Landak. "Karena memang tajuknya OKP ini agar semua unsur, semua pemangku kepentingan bisa terlibat secara langsung di dalam kegiatan ini," katanya.

OKP juga dalam upaya swasembada pangan yang disinkronkan dengan program Presiden RI yaitu Upaya Khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung dan kedele.
Ia  percaya bahwa OKP bisa berhasil dengan partisipasi aktif dari para petani, dan unsur -unsur lainnya.

"Jadi antara OKP dengan Upsus ini kebijakan yang bersifat trackoff, harusnya memang kalau OKP berhasil raskin (beras miskin) tidak lagi dilaksanakan,"ungkapnya.

Ia menegaskan,  tapi karena para petani-petani yang masuk kategori miskin ini bisa meningkat taraf hidupnya dan meningkatkan kesejahteraannya dengan adanya OKP. "Tapi juga perlu kita ingat yang masuk dalam kategori miskin, banyak penduduk yang tidak bermukim di daerah-daerah non pertanian," ungkapnya

Sebab ada yang bekerja di luar sektor pertanian pangan, seperti sebagai pengumpul hasil hutan atau berkebun kecil-kecilan. "Jadi mereka juga kan perlu difasilitasi dengan beras raskin ini," tutur Adrianus

Ia mengatakan,  masalah pemasaran gabah jika berhasil, sebetulnya tidak ada masalah. Hanya persoalannya adalah masalah harga, karena petani menginginkan harga yang bisa menguntungkan mereka, minimal ongkos bisa dikembalikan melalui penjualan gabah.

"Jadi masalah harga dan kemudian juga pembeli gabah ini banyak datang dari luar Kabupaten Landak, sehingga tidak tercatat. Kita sudah mengarahkan koperasi, terutama koperasi pegawai negeri Landak bersatu. Itu bisa kita mengatasi pembelian gabah petani," terangnya.

Adrianus mengaku,  sebelumnya sudah pernah melibatkan pihak swasta. Tapi karena dia (petani) ditanamnya tidak seragam, sehingga menyulitkan nanti pengolahan menjadi beras. Masalah kedua juga produksinya tidak konstan, jadi kadang banyak kadang tidak ada.

"Sehingga yang beli ini juga kesulitan mengatur dananya, seharusnya tiap bulan itu atau apa tetap harus ada produksi. Supaya mereka juga bisa mengatur segala sesuatu yang berkitan dengan bisnis berasnya itu sendiri," harapnya.

Kepala Dinas Pertanian Landak Vinsensius menambahkan, konsep OKP adalah bagian dari upaya khusus pemerintah pusat dalam rangka swasembada pangan. OKP dianggarkan melalui konsep pemberdayaan atau kepekaan sosial sektor pertanian dengan gerakan fungsional birokrat yang melakukan pendampingan melakukan fasilitasi pembinaan untuk mengubah pola pikir petani.

"Jadi setiap para jajaran aparatur pemerintah di Kabupaten Landak mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pembinaan para petani. Sehingga program OKP ini hasil komitmen bersama yang anggarannya tidak menyedot dari APBD," kata Vinsen.

OKP akan terus berlanjut dan tidak hanya untuk kawasan jalur sutra di Kabupaten Landak, tapi jalur kiri seperti di Kecamatan Menjalin, Mempawah Hulu, Sompak, Banyuka Hulu, Menyuke, dan Meranti pada tahap berikutnya akan dilakukan hal yang sama.

"Tahap pertama untuk tanam serentak disiapkan lahan 1.730 hektare. Mudah-mudahan target OKP bias memberikan pola pikir para masyarakat petani untuk terus terpacu dalam pengelolaan lahan pertaniannya," kata Vinsen.

Sementara itu Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Landak, Paiman mengatakan seluruh penyuluh yang ada di daerah jalur OKP di 4 Kecamatan seluruhnya dilibatkan. "Baik itu PPL PNS, pegawai honorer, termsuk penyuluh swadaya," jelasnya

Para penyuluh tersebut fungsinya ikut dilibatkan untuk mendampinggi atau mengawal kegiatan di dalam melakukan pendampingan OKP mau pun Upsus.

"Jadi kita hanya melaksanakan pendampingan di dalam kegiatan ini. Bagimana teknisnya, bagaimana kegiatannya, bagaimana penggunaan alat, penggunaan bibit, pengolahan tanah dan sebagainya sesuai dengan teknik-tekninya," kata Paiman.

Sehingga dirinya berharap, para petani bisa mengubah perilaku. Artinya mereka mampu memberdayakan petani. Kemudian melaksanakan usaha taninya dengan teknik-teknik yang dianjurkan.

"Sesuai dengan aturan, sesuai dengan teknologi pertanian, perkembangan teknologi pertanian," tandas Paiman.

Peluncuran OKP di 5 titik di jalur sutra di Kabupaten Landak serentak tanam padi. Bupati dan jajaran pejabat Pemkab Landak, TNI/Polri langsung turun ke sawah melakukan penanaman padi bersama masyarakat. Untuk di Desa Kayu Tanam sistem penanaman dengan menggunakan mesin, sedangkan di desa lain masih manual dengan tangan.


Pewarta: Kundori

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015