Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat, Hazairin mengharapkan kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dapat menjadi daerah surplus beras untuk mendukung rencana pemerintah dalam program ekspor beras.

"Kabupaten yang berbatasan dengan negara tetangga seperti Kabupaten Kapuas Hulu, Sambas, Sanggau, Sintang, dan Bengkayang. Beberapa tahun sebelumnya kabupaten ini memang mengalami defisit beras," kata Hazairin di Pontianak, Jumat.

Namun sejak penggalakan program tanam metode hazton, kabupaten-kabupaten tersebut berkontribusi menyuplai kebutuhan masyarakat Kalbar, nasional. Ia berharap target ke depan yakni ekspor bisa segera terealisasi.

Dia menyebutkan data surplus di daerah tersebut di antaranya Kabupaten Sambas surplus 111.000 ton beras, Bengkayang surplus 25.000 ton, Sanggau 58.000 ton, Sintang 50.000 ton dan Kapuas Hulu surplus 30.000 ton.

"Jika sudah surplus ke depannya diharapkan bisa ekspor beras," tuturnya.

Terkait total surplus beras dari 13 kabupaten dan kota di Kalbar sebanyak 249.000 ton. Bahkan, beras yang dihasilkan kabupaten tidak hanya beras putih melainkan beras jenis lain.

Ia mencontohkan di Kabupaten Kapuas Hulu. Beras yang surplus di kabupaten ujung Kalbar ini beras hitam dan merah.

Jenis beras ini sangat spesial terutama bagi para konsumen yang sedang memiliki program mengurangi berat badan dengan memilih santap jenis-jenis beras tersebut.

Meski sudah surplus beras, lanjutnya, pihaknya juga berencana membuka luasan lahan padi dan jagung karena mengingatkan potensi membuka lahan produktif di kabupaten-kabupaten perbatasan sangat besar.

Untuk pengembangan jagung sendiri melibatkan perusahaan perkebunan sawit. Dimana perusahaan memanfaatkan areal kosong di antara pohon sawit guna ditanami jagung, program itu juga mendorong percepatan ekspor jagung ke Malaysia.  

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017