Pontianak (Antara Kalbar) - Unit Pengembangan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPBTPH) Provinsi Kalimantan Barat tengah menyiapkan program "Benihku Hebat" untuk memenuhi kebutuhan benih berkualitas bagi petani setempat.

"Dalam program ini, kami menggandeng sejumlah pihak seperti Bank Indonesia, Balai Penelitian dan Pengembangan, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, petani hingga media massa," kata Kepala UPBTPH Provinsi Kalbar, Anton Kamarudin di Pontianak, Selasa.

Menurut dia, selama ini petani masih banyak yang belum menyadari pentingnya penggunaan benih berkualitas. Ia melanjutkan, kualitas benih yang baik akan mengurangi kemungkinan terserang penyakit.

"Program ini sekaligus untuk mengubah pola pikir petani tentang benih," kata dia menegaskan. Benihku Hebat merupakan kepanjangan dari Program Peningkatan Produksi Benih Unggul dengan Teknologi Hazton untuk Swasembada Benih Padi di Kalbar.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Kalbar masih kekurangan benih. Pada musim tanam gadu, dibutuhkan setidaknya 8.029 ton benih padi. Sementara benih yang dihasilkan dari penangkar lokal, di kisaran 2.800 ton per tahun. Produksi rata-rata penangkar padi di Kalbar masih 2,75 ton per hektare.

"Artinya, akan ada kekurangan sekitar 5.229 ton benih padi di Kalbar untuk musim gadu mendatang," ujar dia.

Salah satu yang akan dibina oleh UPBTPH adalah petani di sekitar balai yang terletak di Desa Peniraman itu. "Selama ini, petani mungkin menggunakan benih unggul, tapi turunannya sudah jauh," kata dia.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar Dwi Suslamanto menuturkan, Bank Indonesia berkepentingan dalam program ini karena bagian dari upaya untuk menekan inflasi. "Kalau sudah swasembada, produksi meningkat, maka stabilisasi harga bakal terwujud," ujar Dwi Suslamanto.

Sementara itu Ir Hazairin, salah seorang penemu teknologi Hazton menambahkan,dengan tingginya kebutuhan benih di Kalbar, maka Hazton dapat menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan petani melalui benih yang berkualitas.

"Terlebih lagi, kebutuhan benih untuk Hazton, lebih banyak dibanding metode konvensional. Kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan penyiapan benih berkualitas melalui teknologi Hazton," ujar dia.

Selain metode tanam yang tepat, perawatan dan pengolahan pascapanen juga menjadi perhatian sebelum benar-benar mendapat sertifikat benih dari instansi terkait.

Anton Kamaruddin mengaku bersyukur petani saat ini sudah banyak yang sadar akan pentingnya benih berkualitas. Terkait hal itu, pada Senin (19/6) dilakukan sosialisasi dan rapat pembentukan pokja pelaksana proyek perubahan "Benihku Hebat" di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Pontianak.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017