Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Kalimantan Barat, M Zeet Hamdy Assovie mengatakan Pemprov Kalbar telah melakukan upaya penanganan pascabanjir di sejumlah daerah terdampak dengan menyiapkan anggaran tangap darurat sebesar Rp1,5 miliar.

"Untuk langkah penanganan sejumlah daerah pascabanjir di daerah Ketapang, Landak, Sintang dan Kapuas Hulu, saat ini sedang dalam tahap pencairan dana tanggap darurat melalui mekanisme pergeseran anggaran biaya tidak terduga kepada lembaga teknis terkait sebesar Rp1,5 miliar," kata M Zeet di Pontianak, Kamis.

Diharapkan dengan bantuan tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap penanganan kesehatan dan sosial masyarakat yang terkena dampak banjir.

Selain itu Pemprov Kalbar juga melakukan langkah penanggulangan banjir dengan menurunkan tim reaksi cepat dan RAA, mendirikan pos kesehatan yang bekerjasama dengan dinas kesehatan kabupaten, pendistribusian obat-obatan dan MP ASI, memberikan pendampingan kesehatan yang dilakukan dinas kesehatan kabupaten.

"Bila sarana dan obat-obatan rusak akibat banjir, maka kita akan melakukan inventarisasi alat kesehatan dan obat-obat oleh kabupaten/kota dan selanjutnya ditindak lanjuti oleh Dinas Kesehatan provinsi," tuturnya.

Selain itu, petugas yang ada di lapangan juga telah menilai tingkat kegawatdaruratan korban untuk korban luka ringan dan sedang sudah diberi pengobatan di pos kesehatan lapangan.

Seperti diketahui, banjir yang terjadi di sejumlah kabupaten yang ada di Kalbar belum lama ini menyebabkan sejumlah fasilitas masyarakat rusak, terlebih banyak lahan pertanian yang rusak menyebabkan kerugian bagi masyarakat.

Ada tiga kabupaten yang terserang banjir. Yakni, Kabupaten Sintang, Ketapang dan Landak. Untuk di Kabupaten Ketapang, misalnya, bencana terjadi di Desa Tanggerang, Dusun Tanjung, Kecamatan Jelai Hulu dan sepanjang aliran sungai Jelai. Hingga kemarin banjir juga melanda ini wilayah hilir Sungai Jelai seperti Pangkalan Baru, Sengkuang Merabung, Tanjung Beringin, Terusan dan Sungai Rasak.

Sejumlah rumah masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Jelai juga sudah terendam air. Ketinggian air mencapai 2,5 meter. Mirisnya bantuan yang distribusikan ke wilayah hilir hanya sampai di Sengkuang Merebung, Pengkalan Baru, dan Tanjung Beringin.

Sulitnya akses dikarenakan air terlalu tinggi membuat bantuan akan didistribusikan ke Terusan pun terhambat. Solusi yang dilakukan tim agar bantuan bisa masuk ke Terusan melalui transportasi air.

Meski demikian, kata M Zeet, Pemprov Kalbar sampai saat ini terus melakukan pemantauan dan berusaha untuk memberikan bantuan kepada masyarakat, untuk meringankan beban mereka.

"Yang jelas, ini menjadi perhatian dari pemprov Kalbar, dan kita akan terus melakukan langkah untuk penanganannya," kata M Zeet.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017