Pontianak (Antaranews Kalbar) - Sebanyak 383 warga menjadi korban gigitan anjing sepanjang Januari hingga minggu ketiga Maret 2018, kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat Abdul Manaf.

"Dari 383 orang yang terkena gigitan itu, hasil positif sebanyak dua orang, korban meninggal sebanyak empat orang, dengan populasi anjing sebanyak 190.173 ekor," kata Manaf di Pontianak, Kamis.

Untuk jumlah terbesar dari 13 kabupaten/kota yang tertular adalah Kabupaten Landak dengan jumlah tiga orang meninggal dan 163 gigitan dari 53.851 ekor anjing.

Manaf menuturkan para petugas lapangan masih menemukan beberapa persoalan, yakni masih ada lokasi yang perlu pendekatan secara budaya.

Bahkan, lanjutnya, ada beberapa kelompok yang menolak adanya vaksinasi, bahkan memberi uang petugas.

Terkait hal itu, lanjutnya, untuk mekanisme pencegahan awal, dikatakan Manaf, Kementerian kesehatan sudah mengeluarkan tata laksana tentang penanganan kasus gigitan anjing ini.

"Sudah jelas sekali itu yang saya sampaikan kepada petugas," katanya.

Tata laksana itu harus dipahami seluruh petugas, seperti adanya anjing menggigit, petugas harus menangkap anjing itu untuk kemudian dilakukan observasi selama 14 hari.

"Kalau 14 hari masih hidup lepas saja. Tapi orangnya harus di beri vaksin, kalau anjingnya mati sebelum 14 hari, orang yang tergigit harus diberi vaksin lengkap," tuturnya.

Untuk semua petugas lapangan, Manaf menyatakan seluruhnya sudah di beri VAR untuk mengurangi resiko. Jumlah petugas yang sudah dilatih sebanyak 280 orang se-Kalbar. Para petugas itu berfungsi untuk memberikan penyuluhan dan mendampingi masyarakat.

"Kita menyediakan seratus ribu dosis vaksin untuk seluruh Kalbar yang saat ini sedang proses tender. Dari pusat sedang dalam perjalanan sebanyak tujuh ribu dosis sehingga kalau masyarakat butuh, vaksin sudah siap," katanya.

Terpisah, kepala dinas kesehatan Kalimantan Barat Andy Jap menuturkan jumlah vaksin rabies untuk manusia masih tercukupi. "Vaksin rabies kita kalau manusia masih tercukupi dulu permasalahan nya vaksin tapi sekarang sudah aman," kata Andy Jap.

Dia mengatakan sebetulnya tidak ada istilah memberi pencegahan kepada manusia. Justru pencegahan itu sebenarnya harus di fokuskan kepada hewan penular rabies.

"Jadi VAR hanya diberikan kalau ada gigitan. Untuk stok vaksin sendiri masih ada ribuan, artinya di pusat untuk stok vaksin manusia dalam kondisi aman beda dengan tahun kemarin yang memang tidak mencukupi, sehingga nanti kurang berapa, tinggal ambil," kata Andy.


Baca juga: Sebaran Gigitan Anjing Rabies Meluas Di Kalbar
Baca juga: Daniel Desak Balai Veteriner Serius Tangani Rabies Kalbar

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018