Putussibau (Antaranews Kalbar) - Dandim 1206 Putussibau, Letkol Inf Muhammad Ibnu mengatakan apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tidak bisa disembunyikan, karena terpantau langsung dari pusat menggunakan satelit.

"Pemerintah Pusat memantau menggunakan satelit selama empat kali dalam sehari pada pukul 05.00 WIB, 11.00 WIB, 16.00 WIB dan pada 18.00 WIB," katanya di Putussibau Kapuas Hulu wilayah Kalimantan Barat, Rabu.

Pada Selasa (10/7) sempat terpantau ada empat titik di Kecamatan Bunut Hulu tiga titik dan di Kecamatan Embaloh Hulu ada satu titik hotspot.

Namun, empat titik hotspot itu sudah bisa diatasi, sehingga untuk perkembangan hotspot hari ini nihil.

Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi Karhutla, jajaran TNI selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang larangan membakar hutan dan lahan serta bahaya dari Karhutla.

"Itu instruksi langsung dari Presiden, jadi tidak main-main bahkan kami dikumpulkan langsung oleh presiden untuk membahas Karhutla," jelasnya.

Sementara Kapolres Kapuas Hulu, AKBP Handoyo mengatakan untuk antisipasi Karhutla dirinya sudah memerintahkan jajarannya hingga ke Polsek untuk awasi setiap perkembangan Karhutla.

"Saya minta Kapolsek selalu koordinasi dengan Danramil dan masyarakat setempat untuk bersama-sama mengantsipasi agar tidak terjadi Karhutla," tegasnya.

Dalam penanganan Karhutla, pihaknya lebih mengedepankan pendekatan dan pembinaaan kepada masyarakat untuk menghindari gesekan dengan petugas di lapangan.

"Kita mesti terus berikan pemahaman jangan sampai ada gesekan antara masyarakat dan aparat di lapangan," ucap Handoyo.
Baca juga: BMKG Mempawah prediksi Kalbar berpotensi terjadi hotspot

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018