Pontianak (Antaranews Kalbar) - Sejumlah peneliti dari Politeknik Negeri Sambas (Poltesa), Kalimantan Barat, mengkaji pemanfaatan biji karet sebagai sumber bahan pangan alternatif bagi masyarakat.

 "Kita telah melakukan penelitian terkait pemanfaatan biji karet sebagai bahan baku alternatif makanan," ujar Peneliti Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri, Poltesa, Andi Maryam saat dihubungi di Sambas, Kamis.

Ia menambahkan bahkan pihaknya melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok PKK dan Posyandu di Desa Sepandan-Durian (Sepadu) Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas.

 "Penelitian ini sangat berguna untuk masyarakat karena biji karet sangat melimpah dan tidak termanfaatkan," kata dia.

Andi Maryam menyampaikan, kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh terdapat pada biji karet. Berdasarkan hasil uji di Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) Pontianak, biji karet mengandung lemak 40,9 persen, protein 15,6 persen, dan karbohidrat 31,6 persen. Selain uji tersebut, hal yang paling penting adalah menguji kadar sianida yang merupakan zat berbahaya bagi tubuh.
Baca juga: Sutarmidji dorong industrialisasi karet di Kalbar

"Sehingga pengolahan biji karet harus dilakukan secara cermat yaitu membuang sianida yang terdapat pada biji karet sebelum dilakukan pengolahan," terangnya.

Kemudian melewati proses reduksi yaitu melalui perebusan selama dua jam dan perendaman dengan mengganti air rendaman secara berkala setiap enam jam selama seminggu. Berdasarkan hasil uji, kadar sianida berkurang dari 3,98 mg/kg biji segar menjadi 0,53 mg/kg.

 "Menurut Sentra Informasi Keracunan Nasional BPOM (2010) kadar asam sianida yang masih ditoleransi oleh tubuh tidak melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari," ujarnya.

 Ia menambahkan, ide pertama pemanfaatan biji karet sebagai bahan makanan ini muncul setelah adanya diskusi dengan kelompok kader Posyandu dan Ibu-ibu PKK desa Sepadu.

"Sebagian masyarakat di desa Sepadu biasanya mengumpulkan biji karet yang dijual kepada pengepul dan dikirim ke Malaysia untuk pembibitan, namun alangkah baiknya jika ada penelitian terkait pengolahan biji karet ini selain hanya dijual ke Malaysia," kata dia.
Baca juga: Daniel usul Gubernur Sutarmidji keluarkan diskresi tentang karet
 

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018