Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Pusat Karantina Ikan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Riza Priyatna menegaskan bahwa 4.500 bibit ikan arwana (scleropages jardini) yang gagal diselundupkan ke Sarawak, Malaysia, melalui Entikong akan dikembalikan ke habitat aslinya di Papua.

Menurut Riza di Entikong, Sanggau, Kalbar, pada Senin, pengiriman ikan anakan senilai Rp2,25 miliar itu sudah sudah dipantau sejak dari Papua hingga tiba di Kalbar.

"Dari Papua berjumlah 5.000 ekor, ketika sampai di Kalbar tinggal 4.500 ekor karena banyak yang mati dalam perjalanan," ungkap Reza.

Ia menambahkan, kasus penyelundupan ikan arwana itu terus dikembangkan kepemilikannya di Pontianak dan hasilnya didapati seorang penerima yang mengurus pengiriman ke Malaysia dengan inisial W.

Begitu juga pengurus di Jakarta namanya sudah dikantongi petugas. "Ikan arwana asal Papua ini tidak bisa dilepasliarkan di Kalbar karena bisa menjadi predator di habitat Kalbar, karena itu akan dikembalikan ke habitatnya," ujar dia.

Baca juga: BKIPM Entikong gagalkan penyelundupan ribuan ekor bibit arwana
Baca juga: Melepasliarkan ikan Arwana di Danau Sentarum
Baca juga: Lima negara akan ikut kontes arwana Kapuas Hulu
Baca juga: TNBKDS gandeng Arwana luncurkan lagu dari perbatasan

Sementara Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Perikanan Pontianak Miharjo mengatakan bahwa berawal dari kecurigaan petugas karena sejak bulan November, Desember dan Januari 2019 kerap terjadi pengiriman ikan hias jenis arwana asal Papua ke Kalbar.

"Kalbar banyak ikan arwana kenapa rutin masuk ikan asal luar, ini membuat kami curiga dan terus melakukan pengawasan," kata Miharjo.

Dia mengakui bahwa ini adalah kejadian yang kesekian kalinya dimana ikan arwana asal Papua kerap diselundupkan ke luar negeri. Selain itu, kerugian negara juga cukup besar jika ikan arwana itu sampai lolos ke Sarawak. "Kami akan terus meningkatkan pengawasan baik di bandara, pelabuhan laut dan PLBN Entikong," tegas Miharjo.

Kepala BKIPM Entikong Giri Pratikno menyampaikan pihaknya terus meningkatkan kerja sama lintas instansi di Entikong untuk mengawasi jalur darat perbatasan RI-Malaysia. Menurut dia, terungkapnya kasus tersebut adalah hasil kerja sama lintas instansi di perbatasan dengan angka penggagalan terbesar di awal tahun.

Ia pun menegaskan bahwa terus dilakukan pengembangan terhadap penyelundupan ikan arwana asal Papua ini karena ini diduga sudah melibatkan jaringan yang teroganisir.

Pewarta: Teguh dan Agus

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019