Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah( KPAD) Kabupaten Kayong Utara Al- Ghazali mengatakan bahwa daerah rawan terjadinya kekerasan seksual pada anak yaitu daerah terpencil dan wilayah yang berada di konsensi perusahaan.
"Kebanyakan orangtua bekerja di daerah kepulauan sebagai nelayan kalau berangkat subuh pulangnya malam. Begitu juga di perusahaan perkebunan, nah seperti itulah yang membuka pintu peluang kejahatan itu tinggi. Terkadang bukan orang jauh, malah pelakunya orang terdekat, biasanya dititipkan di rumah nenek atau tetangga, saat bekerja," Kata Al-Ghazali di Sukadana.
Baca juga: Kasus kekerasan terhadap perempuan di Sambas meningkat
Baca juga: KPPAD Kalbar tangani sembilan kasus kekerasan seksual terhadap anak
Saat ini di Kayong Utara menurutnya, telah terjadi 14 kasus kekerasan pada anak yang ditangani pihaknya dari sekian banyak kasus tersebut.
"Untuk kasus sendiri bervariatif, kekerasan fisik maupun kekerasan seksual, cuma yang terbanyak saat ini kasus perebutan hak asuh anak,"jelasnya.
Kalau kasus kekerasan seksual menurutnya biasanya terjadi pada momen hari raya besar seperti tahun baru.
Baca juga: Polresta Pontianak tangani 123 kasus kekerasan
Baca juga: Kepolisian mulai periksa tiga terduga penganiaya siswi SMP
"Seperti tahun baru itukan sekolah libur, terus masih masa-masa hari raya, anak - anakan sering keluar malam, keluar malam, itu yang membuat potensi kejadian kekerasan pada anak tinggi," Jelasnya
Untuk itu KPAD kayong Utara terus menggencarkan sosialisasi dan menjalin kerjasama kesemua pihak yang ada di Kayong Utara.
"Kalau kami selalu mendorong termasuk institusi pendidikan di Sekolah untuk mengawasi pergaulan anak namun kalau sudah dirumah sudah menjadi tugas orangtua untuk mengawasinya,"Kata dia.
Baca juga: Berkurang, kasus kekerasan terhadap anak di Pontianak
Baca juga: Polisi bekuk pelaku pencabulan anak
Baca juga: PKK Sambas : Semua Pihak Antisipasi Kekerasan Anak
Baca juga: Kapuas Hulu Suarakan Stop Kekerasan Anak - Perempuan
Baca juga: Kejari Sintang : Kasus Kekerasan Anak Meningkat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Kebanyakan orangtua bekerja di daerah kepulauan sebagai nelayan kalau berangkat subuh pulangnya malam. Begitu juga di perusahaan perkebunan, nah seperti itulah yang membuka pintu peluang kejahatan itu tinggi. Terkadang bukan orang jauh, malah pelakunya orang terdekat, biasanya dititipkan di rumah nenek atau tetangga, saat bekerja," Kata Al-Ghazali di Sukadana.
Baca juga: Kasus kekerasan terhadap perempuan di Sambas meningkat
Baca juga: KPPAD Kalbar tangani sembilan kasus kekerasan seksual terhadap anak
Saat ini di Kayong Utara menurutnya, telah terjadi 14 kasus kekerasan pada anak yang ditangani pihaknya dari sekian banyak kasus tersebut.
"Untuk kasus sendiri bervariatif, kekerasan fisik maupun kekerasan seksual, cuma yang terbanyak saat ini kasus perebutan hak asuh anak,"jelasnya.
Kalau kasus kekerasan seksual menurutnya biasanya terjadi pada momen hari raya besar seperti tahun baru.
Baca juga: Polresta Pontianak tangani 123 kasus kekerasan
Baca juga: Kepolisian mulai periksa tiga terduga penganiaya siswi SMP
"Seperti tahun baru itukan sekolah libur, terus masih masa-masa hari raya, anak - anakan sering keluar malam, keluar malam, itu yang membuat potensi kejadian kekerasan pada anak tinggi," Jelasnya
Untuk itu KPAD kayong Utara terus menggencarkan sosialisasi dan menjalin kerjasama kesemua pihak yang ada di Kayong Utara.
"Kalau kami selalu mendorong termasuk institusi pendidikan di Sekolah untuk mengawasi pergaulan anak namun kalau sudah dirumah sudah menjadi tugas orangtua untuk mengawasinya,"Kata dia.
Baca juga: Berkurang, kasus kekerasan terhadap anak di Pontianak
Baca juga: Polisi bekuk pelaku pencabulan anak
Baca juga: PKK Sambas : Semua Pihak Antisipasi Kekerasan Anak
Baca juga: Kapuas Hulu Suarakan Stop Kekerasan Anak - Perempuan
Baca juga: Kejari Sintang : Kasus Kekerasan Anak Meningkat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019