Bupati Kapuas Hulu Abang Muhammad Nasir mengatakan ada 12 desa di wilayah yang dipetakan berpotensi rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

" Secara keseluruhan ada 12 desa rawan Karhutla dan tahun 2019 lalu ada tujuh desa rawan Karhutla yang kemudian ditempatkan Satgas Karhutla," kata Nasir saat kegiatan Focus group dicussion (FGD) terkait penanggulangan bencana alam di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis.

Dikatakan Nasir,  Tahun lalu Satgas Karhutla ditempatkan di tujuh desa yaitu Desa Bangkong, Penai, Ranyai, Masang Permai, Dalam, Sepandan dan Sekulat.

Baca juga: Lahan tiga hektare terbakar, polisi segel dua perusahaan sawit di Kapuas Hulu
Baca juga: Polisi selidiki penyebab kebakaran gambut di Kalis
Baca juga: Lagi, petani ditangkap polisi Kapuas Hulu karena terkait karhutla di perbatasan

Menurut dia, Satuan tugas (Satgas) Karhutla dibiayai dari Dana siap pakai (DSP) dengan melibatkan sejumlah komponen yaitu uang makan dan uang saku TNI - Polri, personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu dan unsur masyarakat yang terlibat.

" Itu tahun 2019 tujuh desa yang memiliki Satgas Karhutla, namun ada 12 desa berpotensi rawan Karhutla dan itu perlu kita sikapi," kata Nasir.

Dikatakan Nasir, dalam mengatasi Karhutla juga diperlukan sinergitas dari semua pihak dan berikan pemahaman kepada masyarakat dan pihak perusahaan.

" Perlu langkah mengantisipasi, mencegah dan menanggulangi dengan dibangun sinergitas dari semua pihak termasuk lapisan masyarakat," pesan Nasir.


Baca juga: Wakil Bupati Kapuas Hulu hadiri undangan Presiden terkait karhutla
Baca juga: 7 Desa di Kapuas Hulu rawan Karhutla
Baca juga: Satgas Karhutla dikirim ke tujuh desa rawan di Kapuas Hulu

 

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020