Ketua Sub Sektor Kuliner Himpunan Pelaku UMKM (Himpu) Pontianak, Gusti Emir Razali mengatakan bahwa apabila Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang tengah dikaji pemerintah terutama Kota Pontianak diterapkan maka akan berdampak tak terkecuali bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Penularan COVID-19 di Kota Pontianak sudah antar warga sehingga ada rencana Gubernur Kalbar mendorong Pemerintah Kota Pontianak menerapkan PSBB seperti di Jakarta dan sekitarnya. Apabila PSBB ini diterapkan di Pontianak maka para pelaku UMKM harus siap-siap mental menghadapi tantangan yang lebih besar lagi," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Emir menambahkan bahwa saat ini masyarakat berada dalam kondisi waspada dan sangat berhati-hati dengan membatasi diri untuk bepergian dan konsumsi makanan dan minuman yang berimbas pada transaksi jual beli.
"Dalam kondisi ini masyarakat tentu lebih mengutamakan kebutuhan pokok terpenuhi lebih dahulu daripada kebutuhan sekunder lainnya. Adanya pergeseran nilai kebutuhan seperti ini maka besar pengaruhnya pada pemasaran produk UMKM yang akhirnya akan berdampak pada produksi. Inilah tantangan terberat UMKM, yakni menurunnya daya beli masyarakat," sebut dia.
Ia menyebutkan dengan aturan pembatasan yang ada saat ini pun sudah mengakibatkan terhentinya operasional usaha.
"Bahkan ada UMKM yang satu bulan ini tidak produksi sama sekali. Kalau pun ada yang masih melakukan produksi, intensitasnya berkurang," katanya.
Ia memaparkan bahwa dampak wabah COVID-19 menyebabkan omzet UMKM turun drastis 50-70 persen. Pemasaran produk menjadi lumpuh karena sepi pembeli.
Sektor yang paling terdampak sentimen negatif wabah COVID-19 adalah pariwisata. Tidak ada kunjungan wisatawan mancanegara, dalam negeri, dan perjalanan dinas pegawai, menyebabkan toko oleh-oleh sepi pembeli, serta sepinya tempat wisata. Usaha mikro diperkirakan dia yang paling merasakan dampak COVID-19 .
"Diperkirakan pelaku UMKM yang terkena dampak COVID-19 berkisar 90 persen atau lebih. Dapat dikatakan semua bidang UMKM terkena imbasnya," kata dia.
Ia berharap ujian ini segera berlalu, sehingga aktivitas dunia usaha kembali normal.
"Kami berharap juga adanya bantuan kepada UMKM yang terkena imbas COVID-19. Kebijakan atau program pemerintah untuk meringankan beban UMKM di tengah wabah ini harus dilaksanakan sesegera mungkin dan tepat sasaran," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Penularan COVID-19 di Kota Pontianak sudah antar warga sehingga ada rencana Gubernur Kalbar mendorong Pemerintah Kota Pontianak menerapkan PSBB seperti di Jakarta dan sekitarnya. Apabila PSBB ini diterapkan di Pontianak maka para pelaku UMKM harus siap-siap mental menghadapi tantangan yang lebih besar lagi," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Emir menambahkan bahwa saat ini masyarakat berada dalam kondisi waspada dan sangat berhati-hati dengan membatasi diri untuk bepergian dan konsumsi makanan dan minuman yang berimbas pada transaksi jual beli.
"Dalam kondisi ini masyarakat tentu lebih mengutamakan kebutuhan pokok terpenuhi lebih dahulu daripada kebutuhan sekunder lainnya. Adanya pergeseran nilai kebutuhan seperti ini maka besar pengaruhnya pada pemasaran produk UMKM yang akhirnya akan berdampak pada produksi. Inilah tantangan terberat UMKM, yakni menurunnya daya beli masyarakat," sebut dia.
Ia menyebutkan dengan aturan pembatasan yang ada saat ini pun sudah mengakibatkan terhentinya operasional usaha.
"Bahkan ada UMKM yang satu bulan ini tidak produksi sama sekali. Kalau pun ada yang masih melakukan produksi, intensitasnya berkurang," katanya.
Ia memaparkan bahwa dampak wabah COVID-19 menyebabkan omzet UMKM turun drastis 50-70 persen. Pemasaran produk menjadi lumpuh karena sepi pembeli.
Sektor yang paling terdampak sentimen negatif wabah COVID-19 adalah pariwisata. Tidak ada kunjungan wisatawan mancanegara, dalam negeri, dan perjalanan dinas pegawai, menyebabkan toko oleh-oleh sepi pembeli, serta sepinya tempat wisata. Usaha mikro diperkirakan dia yang paling merasakan dampak COVID-19 .
"Diperkirakan pelaku UMKM yang terkena dampak COVID-19 berkisar 90 persen atau lebih. Dapat dikatakan semua bidang UMKM terkena imbasnya," kata dia.
Ia berharap ujian ini segera berlalu, sehingga aktivitas dunia usaha kembali normal.
"Kami berharap juga adanya bantuan kepada UMKM yang terkena imbas COVID-19. Kebijakan atau program pemerintah untuk meringankan beban UMKM di tengah wabah ini harus dilaksanakan sesegera mungkin dan tepat sasaran," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020