Komunitas masyarakat adat Dayak Iban Menua Sungai Utik Desa Batu Lintang daerah perbatasan Indonesia-Malaysia Kecamatan Embaloh Hulu wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat membangun rumah budaya sebagai upaya melestarikan budaya adat setempat.

Rumah budaya tersebut sebelumnya sudah diikutsertakan dalam pameran arsitektur Mother Eartth and Architecture yang dilaksanakan Desember 2019 di Jakarta, bersamaan dengan desain ibu kota negara baru di Kalimantan Timur, Rumah Budaya Sungai Utik hadir pada Indelfnesia Tahun 2020 Urban and Architecture di X TU Delft¸Netherland-Belanda.

Baca juga: Dayak Iban Sungai Utik Kapuas Hulu membentuk sekolah adat

" Rumah budaya itu menjadi replika rumah panjang (Betang) Dayak Iban mendekati arsitektur asli di masa dulu, saat ini umumnya rumah panjang yang ada sudah dimodifikasi," kata Ketua Serakop Iban Perbatasan Herkulanus Sutomo Manna, kepada ANTARA, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa.

Disampaikan Sutomo, pembangunan rumah budaya Sungai Utik tersebut di mulai sejak 2 Nopember 2019 lalu, yang dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat adat setempat.

Menurut dia, dalam rumah budaya itu terdapat tujuh bilik (pintu) yang akan digunakan untuk perpustakaan, ruang tato, ruang tenun, ruang artefak budaya, ruang IT dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.

" Dengan adanya rumah budaya itu kami berharap dapat semakin mengembangkan keberadaan Sungai Utik sebagai pusat belajar adat dan budaya Dayak Iban terutama bagi generasi muda," ucap Sutomo yang juga pengurus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Daerah Kapuas Hulu.
 
Komunitas masyarakat adat Dayak Iban Sungai Utik Desa Batu Lintang Kecamatan Embaloh Hulu perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat membangun rumah budaya untuk melestarikan adat dan budaya daerah setempat. (Foto Istimewa)



Apalagi kata Sutomo, sejak lama Sungai Utik sudah terkenal sebagai tujuan wisata minat khusus adat budaya dan selalu menjadi tempat belajar aktivis, ilmuwan dan akademisi dari berbagai penjuru dunia.

Kepala Desa Batu Lintang Raymundus Remang mengatakan sejak Maret 2020 lalu masyarakat sepakat menutup kampung dari aktivitas luar karena wabah COVID-19, sehingga komunitas masyarakat adat Sungai Utik fokus membangun di dalam kampung salah satunya dengan mendirikan rumah budaya.

" Keberadaan rumah budaya itu akan menjadi bagian kontribusi Sungai Utik bagi upaya pelestarian nilai adat dan budaya Dayak Iban, kami optimis Agustus 2021 mendatang rumah budaya itu sudah diresmikan," kata Remang yang juga Ketua Gerempong Menua Judan Sungai Utik (organisasi komunitas masyarakat adat).

Remang menyebutkan Desa Batu Lintang merupakan masyarakat adat pertama di Kapuas Hulu yang mendapat pengakuan masyarakat hukum adat dan kemudian mendapat pengakuan hutan adat untuk wilayah adat yang dikelola masyarakat.

Baca juga: Empat jenis tenun Dayak Iban Menua Sadap di minati Malaysia

" Pada Tahun 2019, kami sebelumnya pernah menerima penghargaan Equator Prize dari UNDP, sebuah organisasi yang berada dibawah naungan PBB dan mendapat penghargaan Kalpataru atau penghargaan di bidang lingkungan tertinggi di Indonesia," ucap Remang.

Sementara itu, Ketua Yayasan Widya Cahaya Nusantara (YWCaN), Brunoto Arifin menyatakan ada banyak hal yg istimewa dari masyarakat Sungai Utik melalui local wisdom, masyarakatnya berhasil mempertahankan wilayah atau hutan adat dan budaya (wilayah adat 10.078,4 hektare dan hutan adat 9.480 hektare.

" Hutan adat itu menjadi bagian dari Hutan paru-paru dunia yang di kelola oleh masyarakat adat dengan kearifan lokal," kata Brunoto Arifin.

Ia meyakini dengan semangat dan komitmen masyarakat adat, Sungai Untik mampu menjaga kelestarian alam serta adat istiadat dan budaya leluhur, apalagi dalam pendirian rumah budaya Sungai Utik di dukung oleh YWCaN, Yayasan Rumah Asuh dan Tirto Utomo Foundation.

"Kami sangat mendukung masyarakat adat Iban di Sungai Utik untuk kesejahteraan masyarakatnya," ucap Brunoto Arifin.

Baca juga: Peraih KEHATI Award 2020 bertekad lestarikan tenun dayak berbahan alami
Baca juga: Kain tenun khas Dayak Iban Kapuas Hulu terjual Rp13 juta lebih
Baca juga: Margaretha Mala asal Kapuas Hulu raih Tunas Kehati Award 2020

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021