Sebanyak 2.625 kepala keluarga (KK) masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, menerima hibah sambungan air bersih PDAM dari pemerintah pusat.

"Dari sebanyak 2.625 KK MBR itu, sebanyak 1.200 KK di antaranya di Kecamatan Pontianak Utara yang mendapatkan hibah sambungan air bersih PDAM dari pemerintah pusat itu," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Selasa.

Edi menjelaskan penerima hibah sambungan PDAM itu dipilih berdasarkan survei lapangan terhadap MBR yang rumahnya belum tersambung air bersih PDAM. Tarif yang dikenakan bagi penerima hibah air bersih juga lebih rendah dari tarif umum lainnya, yakni Rp800 per meter kubik air yang digunakan.

"Kami targetkan sudah terpasang semua pada Juli tahun ini," ungkapnya.

Ia berharap akhir 2022 cakupan layanan sambungan PDAM bisa mencapai 95 persen ke atas untuk warga Kota Pontianak. Masyarakat diminta untuk memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari, dan penggunaannya juga harus hemat.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Khatulistiwa, Ardiansyah mengatakan program ini sudah berjalan sejak 2015 hingga sekarang. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) juga masuk dalam perencanaan hingga 2024 mengikuti RPJMN.

"Program hibah air bersih bagi MBR ini dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Untuk saat ini cakupan pelayanan air bersih di Kota Pontianak sudah mencapai 85 persen," katanya.

Program MBR ini, lanjutnya lagi, sangat membantu untuk mempercepat penambahan sambungan yang secara otomatis menambah cakupan pelayanan.

Dikatakan Ardiansyah, untuk saat ini kapasitas produksi air bersih masih bisa memungkinkan untuk menambah sekitar 10.850 pelanggan hingga 2022. "Saat ini Perumda Tirta Khatulistiwa juga tengah mempersiapkan untuk penambahan IPA (instalasi pengolahan air) baru yang direncanakan di Nipah Kuning dan Selat Panjang," katanya.

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021