Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan membantah pernyataan Gubernur Kalbar Sutarmidji yang menyatakan pihaknya hanya melakukan penelusuran COVID-19 hanya menggunakan GeNose C19 serta minim mengirim sampel PCR warga kepada Dinas Kesehatan Kalbar.

"Memang benar saat ini kita gencar melakukan penelusuran COVID-19 dengan GeNose, namun perlu diketahui juga bahwa kami juga rutin melakukan pemeriksaan swab PCR kepada masyarakat yang datanya selalu dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, jadi tidak benar kalau pak gubernur menyampaikan kalau kami tidak mengirimkan sampel PCR," kata Marijan di Sungai Raya, Minggu.

Marijan menegaskan, hal itu dapat dibuktikan dengan data yang dimiliki pihaknya dan menampik pernyataan Gubernur Kalbar Sutarmidji jika Kubu Raya hanya melakukan screening GeNose C19.

Dia menjelaskan, sejak dikeluarkannya izin dan perluasan  penggunaan GeNose C19 di sektor pelayanan publik oleh pemerintah pusat, menjadi satu diantara opsi pemeriksaan COVID-19. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya selama Ramadhan menggencarkan melakukan penelusuran dengan GeNose untuk memastikan kesehatan masyarakat seperti di sekolah, terminal, pelabuhan, cafe, rumah ibadah dan pelayanan publik serta pusat perbelanjaan. 

"Kita melakukan GeNose ini dikarenakan alat ini sudah memiliki izin resmi dari Kementrian Kesehatan, tentunya kita melakukan sesuatu itu yang mudah, aman, nyaman dan murah bukan berarti mengurangi kualitas. GeNose inilah yang selalu kita untuk melakukan testing kepada masyarakat selama ini," tuturny.

Marijan menuturkan, selama dilakukan testing GeNose ini, masyarakat tidak pernah mengeluh, justru merasa bersyukur karena testing yang dilakukan pihaknya tidak dipungut biaya. "Selain itu masyarakat juga mengaku tidak panik dan tegang saat di testing GeNose", ujarnya. 

"Terkait pengiriman sampel PCR ke Dinas Kesehatan Kalbar, jika dihitung sejak tanggal 1 hingga 8 Mei sudah terdapat 230 sample swab PCR yang sudah dikirimkan ke Dinkes Kalbar," tuturnya.

Marijan menyampaikan, hasil pemeriksaan swab PCR ini merupakan hasil screening dari masing-masing puskesmas yang dikumpulkan dan dikirim ke Dinkes provinsi dan hasilnya akan disampaikan kepada pihaknya.

"Bahkan hasil swab PCR itu selalu disampaikan ke kita setiap hari, jadi tidak mungkinlah kita tidak mau melakukan swab PCR, buktinya data ada kok, boleh di cek aja di Dinkes provinsi, kalau masih tidak percaya," katanya.

 Marijan menjelaskan, setiap puskesmas di Kubu Raya melakukan pelapisan-pelapisan yang berhubungan COVID-19. Dirinya mencontohkan, puskesmas itu akan dibagi lagi yang mana orang yang batuk pilek akan langsung dilakukan swab PCR dan hasil swabnya akan dikirimkan ke provinsi maupun diperiksa oleh kabupaten sendiri.

"Jika perharinya misalnya rata-rata 47 orang di swab PCR, tinggal dikalikan 30 hari saja berapa jumlahnya, tentunya jumlah tersebut sudah melebih yang ditargetkan provinsi," kata Marijan.

Marijan mengungkapkan, Dinkes Kubu Raya tetap mengacu pada hasil dari Dinkes provinsi dan laporan itu tidak dibuat sendiri dan mengada-ngada. Jika Kubu Raya masih dinilai abai dalam melakukan swab PCR dan hanya melakukan screening GeNose, Marijan berharap Gubernur Kalbar dapat meminta datanya ke Dinkes provinsi untuk membuktikan apakah kabupaten Kubu Raya tidak pernah mengirimkan sampel swab PCR.

"Karena sampel swab PCR yang kita sampaikan ke Dinkes provinsi itu hasilnya akan dikirimkan lagi ke kita. Saat ini pasien COVID-19 di Kubu Raya terdapat 700 orang dan 650 orang lainnya dalam proses penyembuhan," kata Marijan.

 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021