Pontianak (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat (Kalbar) Yusran Anizam mengatakan realisasi penggunaan anggaran penanganan COVID-19 hingga 15 Juli 2021 mencapai 50,47 persen dari total anggaran sebesar Rp57,47 miliar (Rp57.469.115.573).
"Sesuai arahan kebijakan pemerintah pusat setiap daerah harus mengalokasikan anggarannya untuk penanganan dan penanggulangan COVID-19," kata Yusran di Sungai Raya, Kamis.
"Kita di Kabupaten Kubu Raya sudah melakukan penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang bersumber dari DAU sudah kita alokasikan untuk belanja kesehatan dan belanja prioritas lainnya dalam penanggulangan COVID-19 sebesar Rp57,47 miliar," lanjut Yusran.
Dia menjelaskan, rinciannya antara lain untuk penanganan COVID-19 dari Rp39.211.163.834 terealisasi Rp20.675.400.175 atau 52,73 persen, dukungan vaksinasi Rp7.499.955.612 terealisasi Rp3.832.393.524 atau 51.10, intensif tenaga kesehatan daerah dalam rangka penanganan COVID-19 Rp5.944.905.000 terealisasi Rp3.900.337.251 atau 65,61 persen, belanja kesehatan lainnya dan kegiatan prioritas yang ditetapkan pemerintah daerah sebesar Rp4.813.091.127 terealisasi Rp565.040.880 atau 11,74 persen.
"Alhamdulilah sampai sekarang ini, tenaga kesehatan kita tidak ada kendala terkait pelaksanaan tanggung jawab terhadap perolehan hak mereka. Tentunya semua itu sudah sesuai dengan arahan pak Bupati Muda Mahendrawan selaku Ketua Satgas COVID-19 Kabupaten Kubu Raya yang harus dilakukan maksimal dan efektif dengan sistem ‘kepong bakol’ yang mana semua elemen bergerak, mulai dari tingkat RT, Dusun, Desa dan Kecamatan dalam penanganan COVID-19," tuturnya.
Yusran menuturkan, secara umum kondisi COVID-19 di Kabupaten Kubu Raya masih berada di zona orange. Saat ini, Pemkab Kubu Raya terus melakukan penanganan secara maksimal, bahkan rumah-rumah isolasi yang ada di desa dan kecamatan masih belum terisi.
"Memang sesuai dengan inovasi dari arahan dan kebijakan dari pak bupati, penanganan kesehatan ini sejalan dengan program Selasa- Jum’at (Salju) Terpadu yang sudah dilakukan sejak tahun 2019 lalu. Yang mana tenaga kesehatan melakukan jemput bola dengan turun langsung ke masyarakat memantau dan pendampingan terkait pelayanan kesehatan," katanya.