Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu sampai saat ini masih kekurangan tenaga penyuluh pertanian, tercatat dari 278 desa dan empat kelurahan yang ada daerah tersebut hanya memiliki 126 orang tenaga penyuluh.
"Kita memang kekurangan tenaga penyuluh, idealnya satu desa satu penyuluh, dengan kondisi saat ini bahkan satu kecamatan ada yang hanya satu orang penyuluh pertanian," kata Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu Abdul Samad, kepada ANTARA, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Jumat.
Disampaikan Abdul Samad, dari 126 orang tenaga penyuluh hanya 77 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 21 orang honor daerah dan 26 orang pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja dan satu orang lagi masih di usulkan untuk diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
Menurut dia, kekurangan tenaga penyuluh pertanian itu cukup menjadi kendala dalam mengembangkan potensi pertanian, meski pun demikian selama ini tenaga penyuluh terus berupaya memberikan pembinaan dan pelatihan serta pendampingan terhadap pertani.
Tidak hanya kekurangan tenaga penyuluh pertanian, yang menjadi keluhan juga kata Abdul Samad yaitu minimnya anggaran operasional.
"Dari pemerintah pusat hanya Rp400 ribu/bulan untuk dana operasional tenaga penyuluh hanya untuk PNS, itu pun pencairannya tidak begitu lancar, tentu itu menjadi kendala Kapuas Hulu dengan wilayah yang cukup luas," ucap Abdul Samad.
Abdul Samad menyebutkan di Kapuas Hulu ada 9 (sembilan) kecamatan yang sangat berpotensi dalam pengembangan pertanian, perkebunan dan peternakan yaitu Kecamatan Hulu Gurung, Bunut Hulu, Pengkadan, Putussibau Utara, Putussibau Selatan, Mentebah, Jongkong, Selimbau dan Sejiram.
"Sembilan kecamatan itu berpotensi di tiga sektor pertanian, perkebunan dan peternakan seperti karet, padi dan ternak sapi serta perikanan," kata Abdul Samad.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Kita memang kekurangan tenaga penyuluh, idealnya satu desa satu penyuluh, dengan kondisi saat ini bahkan satu kecamatan ada yang hanya satu orang penyuluh pertanian," kata Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu Abdul Samad, kepada ANTARA, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Jumat.
Disampaikan Abdul Samad, dari 126 orang tenaga penyuluh hanya 77 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 21 orang honor daerah dan 26 orang pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja dan satu orang lagi masih di usulkan untuk diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
Menurut dia, kekurangan tenaga penyuluh pertanian itu cukup menjadi kendala dalam mengembangkan potensi pertanian, meski pun demikian selama ini tenaga penyuluh terus berupaya memberikan pembinaan dan pelatihan serta pendampingan terhadap pertani.
Tidak hanya kekurangan tenaga penyuluh pertanian, yang menjadi keluhan juga kata Abdul Samad yaitu minimnya anggaran operasional.
"Dari pemerintah pusat hanya Rp400 ribu/bulan untuk dana operasional tenaga penyuluh hanya untuk PNS, itu pun pencairannya tidak begitu lancar, tentu itu menjadi kendala Kapuas Hulu dengan wilayah yang cukup luas," ucap Abdul Samad.
Abdul Samad menyebutkan di Kapuas Hulu ada 9 (sembilan) kecamatan yang sangat berpotensi dalam pengembangan pertanian, perkebunan dan peternakan yaitu Kecamatan Hulu Gurung, Bunut Hulu, Pengkadan, Putussibau Utara, Putussibau Selatan, Mentebah, Jongkong, Selimbau dan Sejiram.
"Sembilan kecamatan itu berpotensi di tiga sektor pertanian, perkebunan dan peternakan seperti karet, padi dan ternak sapi serta perikanan," kata Abdul Samad.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021