Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat melatih, mendidik, dan mengedukasi mahasiswa magang dari prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura (FKIP Untan) Pontianak dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
"Bagi kami program ini sangat bermanfaat karena ini merupakan suatu kerjasama yang baik dengan dilatih untuk bekerja sebagai pekerja akademik, meneliti, dan menulis," kata Peneliti Balai Bahasa Kalbar sekaligus mentor magang Dedy Ari Asfar di Pontianak, Senin.
Baginya, peran mahasiswa juga sangat penting dalam menyukseskan berbagai kegiatan Balai Bahasa Kalbar seperti riset di Singkawang hingga pemantauan bahasa di sekolah-sekolah.
Dalam hal ini mahasiswa magang belajar membuat riset lapangan bersama peneliti balai bahasa saat melakukan observasi dan mengumpulkan data di lapangan terkait riset penggunaan bahasa dan perspektif hukum yang ada di Kota Singkawang.
"Dalam kunjungan ini saya mendidik ketiga mahasiswa magang sebagai peneliti dalam bidang bahasa dan hukum sehingga kita buat survei bahasa dan hukum di Singkawang dan kebetulan balai bahasa menangani beberapa kasus bahasa dan hukum. Saya ajak mereka untuk mengolah data bahasa dan hukum, cara menginterpretasikan," ujarnya.
Selain itu pemantauan bahasa yang dilakukan mahasiswa magang di sekolah-sekolah bertujuan untuk melihat wajah bahasa di ruang publik.
"Jadi mereka mengumpulkan data dan mengolah data tersebut sehingga dapat terpetakan wajah bahasa ruang publik di sekolah-sekolah yang ada di Kota Pontianak," tuturnya.
Dalam magang tersebut, mahasiswa melakukan kegiatan membaca buku dan artikel ilmiah yang menjadi target atau keinginan mereka, target risetnya apa, kemudian artikel yang dibaca berkenaan dengan target riset dan publikasi yang akan dilakukan oleh mahasiswa.
"Lalu mereka diajak untuk belajar membuat metodologi riset mulai dari berkenalan dengan bentuk penelitian, baik kualitatif maupun kuantitatif, cara mengumpulkan data, menganalisis data, memanfaatkan berbagai sarana keilmuan, hingga mengolah data aplikasi tertentu," paparnya.
Ia mengatakan, nantinya berdasarkan kajian pragmatik, linguistik atau antropologi linguistik atau fonetik akustik akan disesuaikan lagi dengan minat mahasiswa magang.
"Mereka juga belajar cara menuangkan metodologi tersebut ke dalam sebuah tulisan, belajar membaca lalu membuat resume artikel berkenaan dengan riset dan publikasi yang akan dilakukan semacam literatur review, cara menganalisis, hingga memperlakukan data itu," jelasnya.
Mahasiswa juga belajar cara mencari buku dan literatur grafis secara online, jadi mereka belajar mendapatkan buku dan artikel ilmiah bereputasi baik secara online. "Lalu mereka juga melakukan sitasi atau memasukkan hasil bacanya tersebut dengan program Paris and Mendeley dari artikel yang sudah dibaca," katanya.
Berkat ilmu tersebut para mahasiswa magang Balai Bahasa Kalbar telah melakukan satu presentasi akademik dan terlibat dalam sebuah seminar berskala nasional bertajuk Semantiks yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret.
"Dalam agenda tersebut mereka berhasil menjadi narasumber dan mereka mempresentasikan artikel ilmiah yang diteliti serta artikel tersebut diterbitkan oleh pihak Universitas Sebelas Maret secara online," pungkasnya.
Sementara itu Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan Agus Syahrani mengatakan bahwa ia betul-betul mengikuti dan berpartisipasi dalam MBKM guna mendorong mahasiswa mengambil haknya.
"Saya merasa ada kecakapan mahasiswa yang diketahui kapasitasnya dapat memperoleh pengalaman dan kecakapan yang tidak akan bisa diperoleh di prodinya sendiri," katanya.
Hal tersebut erat kaitannya dengan kebijakan fakultas keguruan sehingga pada magang walaupun memang ada linearitas dalam prodi namun kecakapan seperti linguistik sulit didapatkan.
"Sehingga dalam kegiatan MBKM dengan magang ini saya linearkan bagi mahasiswa dengan mata kuliah pilihan Komputerisasi Linguistik untuk magang di Balai Bahasa Kalbar sebagai aktualisasi ilmu yang diperoleh mahasiswa di perkuliahan dapat diaplikasikan di dunia nyata tidak lagi sekadar teori," jelasnya.
Baca juga: SMPN 4 Sungai Raya-FKIP Untan tingkatkan kerja sama Kampus Merdeka
Baca juga: Antara Kalbar-FKIP Untan tingkatkan kerja sama Kampus Merdeka
Baca juga: Mahasiswa FKIP Untan jadi Duta Damai Kalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Bagi kami program ini sangat bermanfaat karena ini merupakan suatu kerjasama yang baik dengan dilatih untuk bekerja sebagai pekerja akademik, meneliti, dan menulis," kata Peneliti Balai Bahasa Kalbar sekaligus mentor magang Dedy Ari Asfar di Pontianak, Senin.
Baginya, peran mahasiswa juga sangat penting dalam menyukseskan berbagai kegiatan Balai Bahasa Kalbar seperti riset di Singkawang hingga pemantauan bahasa di sekolah-sekolah.
Dalam hal ini mahasiswa magang belajar membuat riset lapangan bersama peneliti balai bahasa saat melakukan observasi dan mengumpulkan data di lapangan terkait riset penggunaan bahasa dan perspektif hukum yang ada di Kota Singkawang.
"Dalam kunjungan ini saya mendidik ketiga mahasiswa magang sebagai peneliti dalam bidang bahasa dan hukum sehingga kita buat survei bahasa dan hukum di Singkawang dan kebetulan balai bahasa menangani beberapa kasus bahasa dan hukum. Saya ajak mereka untuk mengolah data bahasa dan hukum, cara menginterpretasikan," ujarnya.
Selain itu pemantauan bahasa yang dilakukan mahasiswa magang di sekolah-sekolah bertujuan untuk melihat wajah bahasa di ruang publik.
"Jadi mereka mengumpulkan data dan mengolah data tersebut sehingga dapat terpetakan wajah bahasa ruang publik di sekolah-sekolah yang ada di Kota Pontianak," tuturnya.
Dalam magang tersebut, mahasiswa melakukan kegiatan membaca buku dan artikel ilmiah yang menjadi target atau keinginan mereka, target risetnya apa, kemudian artikel yang dibaca berkenaan dengan target riset dan publikasi yang akan dilakukan oleh mahasiswa.
"Lalu mereka diajak untuk belajar membuat metodologi riset mulai dari berkenalan dengan bentuk penelitian, baik kualitatif maupun kuantitatif, cara mengumpulkan data, menganalisis data, memanfaatkan berbagai sarana keilmuan, hingga mengolah data aplikasi tertentu," paparnya.
Ia mengatakan, nantinya berdasarkan kajian pragmatik, linguistik atau antropologi linguistik atau fonetik akustik akan disesuaikan lagi dengan minat mahasiswa magang.
"Mereka juga belajar cara menuangkan metodologi tersebut ke dalam sebuah tulisan, belajar membaca lalu membuat resume artikel berkenaan dengan riset dan publikasi yang akan dilakukan semacam literatur review, cara menganalisis, hingga memperlakukan data itu," jelasnya.
Mahasiswa juga belajar cara mencari buku dan literatur grafis secara online, jadi mereka belajar mendapatkan buku dan artikel ilmiah bereputasi baik secara online. "Lalu mereka juga melakukan sitasi atau memasukkan hasil bacanya tersebut dengan program Paris and Mendeley dari artikel yang sudah dibaca," katanya.
Berkat ilmu tersebut para mahasiswa magang Balai Bahasa Kalbar telah melakukan satu presentasi akademik dan terlibat dalam sebuah seminar berskala nasional bertajuk Semantiks yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret.
"Dalam agenda tersebut mereka berhasil menjadi narasumber dan mereka mempresentasikan artikel ilmiah yang diteliti serta artikel tersebut diterbitkan oleh pihak Universitas Sebelas Maret secara online," pungkasnya.
Sementara itu Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan Agus Syahrani mengatakan bahwa ia betul-betul mengikuti dan berpartisipasi dalam MBKM guna mendorong mahasiswa mengambil haknya.
"Saya merasa ada kecakapan mahasiswa yang diketahui kapasitasnya dapat memperoleh pengalaman dan kecakapan yang tidak akan bisa diperoleh di prodinya sendiri," katanya.
Hal tersebut erat kaitannya dengan kebijakan fakultas keguruan sehingga pada magang walaupun memang ada linearitas dalam prodi namun kecakapan seperti linguistik sulit didapatkan.
"Sehingga dalam kegiatan MBKM dengan magang ini saya linearkan bagi mahasiswa dengan mata kuliah pilihan Komputerisasi Linguistik untuk magang di Balai Bahasa Kalbar sebagai aktualisasi ilmu yang diperoleh mahasiswa di perkuliahan dapat diaplikasikan di dunia nyata tidak lagi sekadar teori," jelasnya.
Baca juga: SMPN 4 Sungai Raya-FKIP Untan tingkatkan kerja sama Kampus Merdeka
Baca juga: Antara Kalbar-FKIP Untan tingkatkan kerja sama Kampus Merdeka
Baca juga: Mahasiswa FKIP Untan jadi Duta Damai Kalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021