Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, memastikan akan mulai menerapkan kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan (gambut) dengan konsep merdeka belajar untuk siswa SMP/sederajat pada tahun 2022.

"Target 2022 kami siapkan untuk mulai karena satuan pendidikan harus benar-benar siap. Kita harus paham bahwa ini konsep merdeka belajar yang punya nilai tambah lebih, karena itulah kami menyiapkan dari sekarang kurikulumnya, dengan menggandeng BRG (Badan Restorasi Gambut) dan sejumlah pihak lainnya," kata Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Senin.

Dia menjelaskan pentingnya muatan lingkungan khususnya pemahaman terkait lahan gambut untuk dimasukkan di dalam kurikulum, agar siswa sejak dini bisa lebih mengenal dan memahami peran lingkungan untuk kelangsungan masa depan daerah itu.

"Muatan lingkungan khususnya gambut ini sangat penting, karena kalau bicara bagaimana kita melihat ekologi itu kan komprehensif sekali, terutama harus mengenal dulu dan memahami fungsinya, sehingga kita punya imajinasi, bagaimana ini menjadi peluang yang tidak harus di rusak, tapi justru malah harus diperbaiki agar tahu bagaimana kebutuhan masa depannya," tuturnya.

Muda juga memberikan peluang agar generasi sekarang lebih mengenal dan menambah literasi, bahwa sebenarnya desa atau tempat tinggalnya ini bisa dimanfaatkan sebagai peluang.

"Sebenarnya desa atau tempat kita tinggal ini sebenarnya peluang, misalnya ada yang belum dimanfaatkan atau sudah dimanfaatkan atau sudah rusak bagaimana kita harus melihat ini sebagai bagian untuk ke depan, Jadi imajinasinya dulu harus kita bangun supaya lebih mengenal sekaligus dengan cara ini setidaknya ada literasi ruang literasi tata ruang dan segala hal yang dia tahu,"jelasnya

Muda berharap, ke depan Kubu Raya bisa menyatukan pendidikan literasi gambut dengan muatan lokal dan Kubu Raya bisa menjadi yang pertama menerapkan ini melalui kearifan lokal yang ada.

"Dalam hal ini, Bappeda bersama Dinas Pendidikan dan dibantu pihak terkait, bisa bersama-sama mewujudkan literasi gambut dan mangrove ini di dalam muatan lokal pendidikan," katanya.

Di tempat yang sama, Koordinator Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) ICRAF, Happy Hendrawan mengatakan, pihaknya menyambut baik rencana Pemkab Kubu Raya untuk menerakan kurikulum berbasis lingkungan, di mana pihaknya juga akan terlibat dalam penyusunan kurikulum tersebut.

"Masuknya kurikulum pendidikan ini sebetulnya dilatarbelakangi dari hasil riset kami di mana terjadi kesenjangan informasi dari generasi muda terkait lingkungan. Alhamdulillah pak Bupati Muda Mahendrawan cepat merespon ini dan meminta ini di tindak lanjuti dalam kurikulum muatan lokal," kata Happy.

"Hasil riset kita sebenarnya lebih kepada bagaimana perlakuan gambut oleh masyarakat, di mana budaya tani masyarakat terhadap kawasan gambut yang kerap membakar. Yang kedua adalah bagaimana potensi yang ada di desa, termasuk produk-produk apa yang sudah ada di desa dari lahan gambut dan yang ketiga dari proses ini kami akan mengolaborasikan menjadi sebuah strategi," katanya.

Dengan  kurikulum ini, siswa bisa mengetahui bagaimana tata kelola gambut yang lebih baik sehingga ke depan, upaya melestarikan lahan gambut bisa terus dilakukan.


 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021