Pemerintah Provinsi Kalbar terus berupaya menuntaskan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak dengan berbagai strategi pengobatan dan pengendalian penyakit.
"Saat ini Provinsi Kalbar dalam situasi menuju nol kasus. Strategi pengendalian yang melibatkan semua pihak dilakukan untuk mewujudkan Kalbar sebagai zona nol kasus," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M. Munsif di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan adapun langkah strategis dilakukan di antaranya percepatan vaksinasi PMK di Kalbar dan untuk prioritas yakni pada sapi dan kerbau. Hingga 4 Oktober 2022 capaian vaksinasi PMK di Kalbar sejumlah 47.916 dosis dari 70.900 dosis yang telah didistribusikan ke Kabupaten Kota atau sebesar 66.18 persen.
"Belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi PMK disebabkan ada beberapa kendala dan untuk itu diperlukan solusi yang dapat membantu peningkatan capaian kegiatan vaksinasi PMK," jelasnya.
Selain percepatan vaksinasi PMK pihaknya juga meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi kepada peternak, seluruh pihak dan masyarakat terkait penanganan PMK.
Upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap penyakit PMK telah dilakukan antara lain melalui dana APBD (BTT) telah melaksanakan sosialisasi PMK ke-10 kabupaten atau kota dan pemasangan baliho ditempat strategis di wilayah Kalbar.
"Bahkan juga ada kegiatan bimbingan teknis fasilitator penanganan PMK yang diselenggarakan oleh Satgas PMK pusat. Peningkatan kapasitas SDM dan tenaga pendukung penanganan PMK. Jumlah petugas yang dilakukan bimbingan teknis fasilitator sebanyak 64 orang dan jumlah petugas vaksinator yang telah dilatih sebanyak 57 orang," jelas dia.
Selanjutnya, optimalisasi penerapan biosekuriti atau upaya mencegah kuman penyakit tidak masuk ke peternakan pada peternakan dengan penyediaan dan pembagian desinfektan ke kabupaten atau kota, serta pengobatan ternak yang terkena PMK. Hingga saat ini jumlah ternak yang diobati sebanyak 4.347 ekor.
Kemudian ada penyediaan sarana dan prasarana pendukung penanganan PMK seperti obat-obatan, vitamin, desinfektan dan spuit.
Ia menambahkan upaya pendataan dan penandaan ternak terus dilakukan. Sejauh ini jumlah ternak yang telah ditandai sebanyak 1.265 ekor ternak.
"Tidak kalah penting, peningkatan pengawasan lalu lintas ternak dilakukan melalui pengetatan keluar masuk ternak di perbatasan antara Provinsi Kalbar dan Kalteng," katanya.
Jumlah ternak yang dilakukan penolakan di wilayah pengecekan tercatat sebanyak 25 ekor. Selain itu untuk lalu lintas antar pulau harus memenuhi persyaratan sesuai dengan SE Satgas PMK No 6 tahun 2022.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Saat ini Provinsi Kalbar dalam situasi menuju nol kasus. Strategi pengendalian yang melibatkan semua pihak dilakukan untuk mewujudkan Kalbar sebagai zona nol kasus," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M. Munsif di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan adapun langkah strategis dilakukan di antaranya percepatan vaksinasi PMK di Kalbar dan untuk prioritas yakni pada sapi dan kerbau. Hingga 4 Oktober 2022 capaian vaksinasi PMK di Kalbar sejumlah 47.916 dosis dari 70.900 dosis yang telah didistribusikan ke Kabupaten Kota atau sebesar 66.18 persen.
"Belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi PMK disebabkan ada beberapa kendala dan untuk itu diperlukan solusi yang dapat membantu peningkatan capaian kegiatan vaksinasi PMK," jelasnya.
Selain percepatan vaksinasi PMK pihaknya juga meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi kepada peternak, seluruh pihak dan masyarakat terkait penanganan PMK.
Upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap penyakit PMK telah dilakukan antara lain melalui dana APBD (BTT) telah melaksanakan sosialisasi PMK ke-10 kabupaten atau kota dan pemasangan baliho ditempat strategis di wilayah Kalbar.
"Bahkan juga ada kegiatan bimbingan teknis fasilitator penanganan PMK yang diselenggarakan oleh Satgas PMK pusat. Peningkatan kapasitas SDM dan tenaga pendukung penanganan PMK. Jumlah petugas yang dilakukan bimbingan teknis fasilitator sebanyak 64 orang dan jumlah petugas vaksinator yang telah dilatih sebanyak 57 orang," jelas dia.
Selanjutnya, optimalisasi penerapan biosekuriti atau upaya mencegah kuman penyakit tidak masuk ke peternakan pada peternakan dengan penyediaan dan pembagian desinfektan ke kabupaten atau kota, serta pengobatan ternak yang terkena PMK. Hingga saat ini jumlah ternak yang diobati sebanyak 4.347 ekor.
Kemudian ada penyediaan sarana dan prasarana pendukung penanganan PMK seperti obat-obatan, vitamin, desinfektan dan spuit.
Ia menambahkan upaya pendataan dan penandaan ternak terus dilakukan. Sejauh ini jumlah ternak yang telah ditandai sebanyak 1.265 ekor ternak.
"Tidak kalah penting, peningkatan pengawasan lalu lintas ternak dilakukan melalui pengetatan keluar masuk ternak di perbatasan antara Provinsi Kalbar dan Kalteng," katanya.
Jumlah ternak yang dilakukan penolakan di wilayah pengecekan tercatat sebanyak 25 ekor. Selain itu untuk lalu lintas antar pulau harus memenuhi persyaratan sesuai dengan SE Satgas PMK No 6 tahun 2022.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022