Kepala Bea Cukai Nanga Badau wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat Heri Purwanto mengatakan pihaknya menunggu terobosan Kabupaten Kapuas Hulu khususnya para pengusaha untuk melakukan ekspor produk unggulan melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) RI-Malaysia di Kecamatan Badau daerah setempat.
"Jika ekspor dilakukan melalui PLBN Badau setidaknya dapat menambah pendapatan daerah dan kami terus mendorong itu dan melakukan sosialisasi," kata Heri Purwanto, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Rabu.
Disampaikan Heri, ada beberapa produk unggulan yang berpotensi bisa di ekspor melalui PLBN Badau, diantaranya yaitu ikan arwana, ikan olahan, madu dan hasil produk perikanan lainnya serta pertanian dan kerajinan tangan, bahkan hasil kayu olahan.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu bisa mendorong potensi produk unggulan itu melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau pun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) serta bisa melalui koperasi.
Dikatakan dia, sangat disayangkan jika produk unggulan asal Kapuas Hulu diekspor melalui daerah lain, karena itu berkaitan dengan pajak dan tentunya akan kembali ke daerah, sementara produk yang ekspor itu berasal dari Kapuas Hulu.
"Sekarang sebenarnya tinggal mau atau tidak membaca peluang potensi produk unggulan Kapuas Hulu untuk di ekspor," ucapnya.
Oleh sebab itu, Heri berharap agar Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dapat menjembatani atau melakukan koordinasi terkait pasaran produk di negara tetangga, untuk memulai memberikan contoh kepada pelaku usaha masyarakat seperti UMKM dan kelompok masyarakat melaui BUMD dan BUMDes.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Jika ekspor dilakukan melalui PLBN Badau setidaknya dapat menambah pendapatan daerah dan kami terus mendorong itu dan melakukan sosialisasi," kata Heri Purwanto, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Rabu.
Disampaikan Heri, ada beberapa produk unggulan yang berpotensi bisa di ekspor melalui PLBN Badau, diantaranya yaitu ikan arwana, ikan olahan, madu dan hasil produk perikanan lainnya serta pertanian dan kerajinan tangan, bahkan hasil kayu olahan.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu bisa mendorong potensi produk unggulan itu melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau pun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) serta bisa melalui koperasi.
Dikatakan dia, sangat disayangkan jika produk unggulan asal Kapuas Hulu diekspor melalui daerah lain, karena itu berkaitan dengan pajak dan tentunya akan kembali ke daerah, sementara produk yang ekspor itu berasal dari Kapuas Hulu.
"Sekarang sebenarnya tinggal mau atau tidak membaca peluang potensi produk unggulan Kapuas Hulu untuk di ekspor," ucapnya.
Oleh sebab itu, Heri berharap agar Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dapat menjembatani atau melakukan koordinasi terkait pasaran produk di negara tetangga, untuk memulai memberikan contoh kepada pelaku usaha masyarakat seperti UMKM dan kelompok masyarakat melaui BUMD dan BUMDes.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022