Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat hingga saat ini jumlah rumah yang rusak akibat dampak gempa Cianjur di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencapai 681 unit.
"Data ini masih sementara, karena kami masih melakukan assessment terkait kerusakan akibat dampak gempa M 5,6 yang berpusat di Cianjur pada Senin,(21/11)," kata Sub Koordinator Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim di Sukabumi pada Selasa.
Menurut Medi, ratusan rumah yang rusak tersebut tersebar di 19 kecamatan. Untuk kecamatan yang paling parah yakni Kecamatan Sukalarang dengan jumlah rumah yang rusak sebanyak 179 unit, kemudian Kecamatan Kadudampit sebanyak 154 unit dan Kecamatan Nagrak terdapat 132 unit yang rusak.
Untuk jumlah warga yang mengungsi sebanyak 58 kepala keluarga (KK) dan korban luka sebanyak 11 orang dengan rincian satu luka sedang dan 10 luka ringan. Korban luka karena tertimpa puing bangunan rumah dan seluruhnya sudah mendapatkan penanganan petugas medis.
Baca juga: Menteri Risma siapkan tenda istirahat ribuan korban gempa Cianjur
Baca juga: Terjadi sembilan kali gempa susulan di Cianjur
Sementara untuk korban jiwa hingga saat ini belum ada laporan. Tidak hanya rumah saja yang rusak, dari hasil pendataan ada enam sekolah yang rusak dan 10 unit sarana ibadah seperti masjid dan mushalla. Selain itu, getaran gempa juga merusak akses jalan di Kecamatan Gunungguruh.
"Kami masih melakukan pendataan dan tidak menutup kemungkinan jumlah bangunan yang rusak bertambah. Untuk nilai kerugian masih dalam perhitungan," tambahnya.
Medi mengatakan Kecamatan Sukalarang menjadi daerah terparah terdampak gempa karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur. Pihaknya pun mengimbau kepada warga untuk tetap waspada serta segera melapor jika di daerahnya ada bangunan yang terdampak gempa meskipun hanya rusak ringan.
Baca juga: Pemain muda Persib Bandung Robi Darwis bersyukur dikabari keluarga selamat dari gempa Cianjur
Baca juga: Lima Operator telekomunikasi melalukan mitigasi imbas gempa Cianjur
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta warga di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat untuk tidak memasuki kembali bangunan yang terdampak gempa magnitudo (M) 5,6 yang berpusat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin siang.
"Masyarakat di wilayah Sukabumi dan Cianjur sebaiknya jangan memasuki rumah atau perkantoran dulu, terutama yang sudah cukup terdampak," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan sejak gempa tersebut, terjadi getaran susulan enam kali dengan magnitudo di atas 3.
"Bisa terjadi retakan di struktur oleh karena gempa susulan, ini bisa berakibat fatal," katanya. Baca selengkapnya: Warga diminta tidak masuki bangunan usai gempa
Baca juga: Gempa 5,6 di Cianjur menyebabkan kerusakan rumah dan bangunan
Baca juga: Satu orang dikabarkan tertimpa rumah ambruk akibat gempa Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Data ini masih sementara, karena kami masih melakukan assessment terkait kerusakan akibat dampak gempa M 5,6 yang berpusat di Cianjur pada Senin,(21/11)," kata Sub Koordinator Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim di Sukabumi pada Selasa.
Menurut Medi, ratusan rumah yang rusak tersebut tersebar di 19 kecamatan. Untuk kecamatan yang paling parah yakni Kecamatan Sukalarang dengan jumlah rumah yang rusak sebanyak 179 unit, kemudian Kecamatan Kadudampit sebanyak 154 unit dan Kecamatan Nagrak terdapat 132 unit yang rusak.
Untuk jumlah warga yang mengungsi sebanyak 58 kepala keluarga (KK) dan korban luka sebanyak 11 orang dengan rincian satu luka sedang dan 10 luka ringan. Korban luka karena tertimpa puing bangunan rumah dan seluruhnya sudah mendapatkan penanganan petugas medis.
Baca juga: Menteri Risma siapkan tenda istirahat ribuan korban gempa Cianjur
Baca juga: Terjadi sembilan kali gempa susulan di Cianjur
Sementara untuk korban jiwa hingga saat ini belum ada laporan. Tidak hanya rumah saja yang rusak, dari hasil pendataan ada enam sekolah yang rusak dan 10 unit sarana ibadah seperti masjid dan mushalla. Selain itu, getaran gempa juga merusak akses jalan di Kecamatan Gunungguruh.
"Kami masih melakukan pendataan dan tidak menutup kemungkinan jumlah bangunan yang rusak bertambah. Untuk nilai kerugian masih dalam perhitungan," tambahnya.
Medi mengatakan Kecamatan Sukalarang menjadi daerah terparah terdampak gempa karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur. Pihaknya pun mengimbau kepada warga untuk tetap waspada serta segera melapor jika di daerahnya ada bangunan yang terdampak gempa meskipun hanya rusak ringan.
Baca juga: Pemain muda Persib Bandung Robi Darwis bersyukur dikabari keluarga selamat dari gempa Cianjur
Baca juga: Lima Operator telekomunikasi melalukan mitigasi imbas gempa Cianjur
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta warga di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat untuk tidak memasuki kembali bangunan yang terdampak gempa magnitudo (M) 5,6 yang berpusat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin siang.
"Masyarakat di wilayah Sukabumi dan Cianjur sebaiknya jangan memasuki rumah atau perkantoran dulu, terutama yang sudah cukup terdampak," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan sejak gempa tersebut, terjadi getaran susulan enam kali dengan magnitudo di atas 3.
"Bisa terjadi retakan di struktur oleh karena gempa susulan, ini bisa berakibat fatal," katanya. Baca selengkapnya: Warga diminta tidak masuki bangunan usai gempa
Baca juga: Gempa 5,6 di Cianjur menyebabkan kerusakan rumah dan bangunan
Baca juga: Satu orang dikabarkan tertimpa rumah ambruk akibat gempa Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022