Pemerintah Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat melakukan penanganan pencegahan stunting secara terintegrasi yang melibatkan semua stakeholder, termasuk di antaranya kegiatan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat).
"Stunting merupakan gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada anak 1000 Hari Pertama Kelahiran, yang menyebabkan anak stunting lebih kerdil dari anak seusianya. Untuk penanganan ini diperlukan keterlibatan semua pihak, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri," kata Asisten Administrasi Umum Sekda Landak Theresia Limawardani, pada kegiatan Rapat Koordinasi Lintas Sektor Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Landak, di Aula BAPPEDA Kabupaten Landak, Sabtu.
Dia menegaskan, kepada para Kepala Desa terpilih di Kabupaten Landak agar tidak mengganti Kader-Kader Posyandu yang sudah ada, karena menurutnya, dengan penggantian petugas Posyandu, maka akan ada penyesuaian lagi untuk program yang sudah berjalan.
"Saya sangat mendukung sekali kegiatan rakor ini. Masalah stunting tidak hanya menjadi tugas bidang kesehatan saja tetapi menjadi tugas kita semua, baik dari sisi penyediaan pangan yang bergizi, kualitas sanitasi dan air bersih, lingkungan yang bersih dan lain-lain," tuturnya.
Theresia Limawardani menyatakan bahwa dalam membantu percepatan penurunan angka stunting ada beberapa objek yang harus dijadikan fokus yaitu salah satunya dengan pencegahan pernikahan dini dan memaksimalkan pola asuh anak dalam keluarga.
"Percepatan penurunan stunting juga harus dilaksanakan secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergitas, dan sinkronisasi antara lintas sektor," katanya.
Dia mengatakan, percepatan penurunan stunting hanya akan terjadi jika kita memahami penyebabnya, dan tentunya kita dapat melakukan pencegahan melalui upaya-upaya preventif yang bersifat interfensi program dan kegiatan melalui kelompok sasaran yaitu keluarga yang beresiko stunting.
Lebih lanjut, Theresia menjelaskan menurut data dari E-PPGBM 2022 menunjukkan per Agustus 2022 jumlah balita di Kabupaten Landak sebanyak 36.153 dan dari jumlah tersebut terdapat 19,8 persen yang mengalami stunting.
"Hal ini menunjukkan perlunya komitmen yang kuat dari semua pihak serta diperkuat dengan sumber daya yang memadai dalam membantu penurunan stunting di Kabupaten Landak. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Landak hendaknya dapat mengoptimalkan dan mensinergikan perannya secara lintas sektor, mampu membaca situasi dan kondisi, terlebih mengingat kondisi masyarakat Indonesia khususnya Kabupaten Landak yang saat ini masih terus berupaya untuk melakukan penanggulangan stunting," katanya.
Theresia menegaskan bahwa penanganan stunting merupakan tanggung jawab semua pihak termasuk pemerintah dan juga seluruh masyarakat. Percepatan penurunan stunting adalah setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor.
"Mari kita cegah stunting di Kabupaten Landak, semua bisa terlaksana apabila masyarakat semua ikut terlibat. Kegiatan Rakor ini merupakan momentum yang tepat untuk dijadikan penguatan komitmen yang solid serta hubungan kemitraan yang lebih harmonis antara pemerintah serta stakeholder terkait guna melakukan percepatan pembangunan khususnya penurunan stunting bidang kesehatan di Kabupaten Landak," katanya.
Ia mengatakan bahwa keterpaduan program dan kegiatan yang sejalan serta penerapannya yang efektif akan berdampak positif terhadap pelaksanaan koordinasi, pembinaan, monitoring serta evaluasi, perencanaan dan perumusan kebijakan terkait dengan program pembangunan di bidang kesehatan.
"Hal ini sejalan dengan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dimana tuntutan terhadap pelayanan dan kinerja pemerintah daerah yang optimal dan mampu memuaskan masyarakat sehingga atas dasar tuntutan dan dinamika perubahan-perubahan yang terus berkembang tersebut, pemerintah daerah terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat," tuturnya.
Baca juga: Wagub Kalbar targetkan pada 2024 angka stunting jadi 17 persen
Baca juga: Wahyudi Hidayat ajak masyarakat terapkan pola hidup sehat
Baca juga: KJRI Kuching sambut baik pelayanan KB dan sosialisasi Stunting kepada PMI
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Stunting merupakan gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada anak 1000 Hari Pertama Kelahiran, yang menyebabkan anak stunting lebih kerdil dari anak seusianya. Untuk penanganan ini diperlukan keterlibatan semua pihak, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri," kata Asisten Administrasi Umum Sekda Landak Theresia Limawardani, pada kegiatan Rapat Koordinasi Lintas Sektor Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Landak, di Aula BAPPEDA Kabupaten Landak, Sabtu.
Dia menegaskan, kepada para Kepala Desa terpilih di Kabupaten Landak agar tidak mengganti Kader-Kader Posyandu yang sudah ada, karena menurutnya, dengan penggantian petugas Posyandu, maka akan ada penyesuaian lagi untuk program yang sudah berjalan.
"Saya sangat mendukung sekali kegiatan rakor ini. Masalah stunting tidak hanya menjadi tugas bidang kesehatan saja tetapi menjadi tugas kita semua, baik dari sisi penyediaan pangan yang bergizi, kualitas sanitasi dan air bersih, lingkungan yang bersih dan lain-lain," tuturnya.
Theresia Limawardani menyatakan bahwa dalam membantu percepatan penurunan angka stunting ada beberapa objek yang harus dijadikan fokus yaitu salah satunya dengan pencegahan pernikahan dini dan memaksimalkan pola asuh anak dalam keluarga.
"Percepatan penurunan stunting juga harus dilaksanakan secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergitas, dan sinkronisasi antara lintas sektor," katanya.
Dia mengatakan, percepatan penurunan stunting hanya akan terjadi jika kita memahami penyebabnya, dan tentunya kita dapat melakukan pencegahan melalui upaya-upaya preventif yang bersifat interfensi program dan kegiatan melalui kelompok sasaran yaitu keluarga yang beresiko stunting.
Lebih lanjut, Theresia menjelaskan menurut data dari E-PPGBM 2022 menunjukkan per Agustus 2022 jumlah balita di Kabupaten Landak sebanyak 36.153 dan dari jumlah tersebut terdapat 19,8 persen yang mengalami stunting.
"Hal ini menunjukkan perlunya komitmen yang kuat dari semua pihak serta diperkuat dengan sumber daya yang memadai dalam membantu penurunan stunting di Kabupaten Landak. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Landak hendaknya dapat mengoptimalkan dan mensinergikan perannya secara lintas sektor, mampu membaca situasi dan kondisi, terlebih mengingat kondisi masyarakat Indonesia khususnya Kabupaten Landak yang saat ini masih terus berupaya untuk melakukan penanggulangan stunting," katanya.
Theresia menegaskan bahwa penanganan stunting merupakan tanggung jawab semua pihak termasuk pemerintah dan juga seluruh masyarakat. Percepatan penurunan stunting adalah setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor.
"Mari kita cegah stunting di Kabupaten Landak, semua bisa terlaksana apabila masyarakat semua ikut terlibat. Kegiatan Rakor ini merupakan momentum yang tepat untuk dijadikan penguatan komitmen yang solid serta hubungan kemitraan yang lebih harmonis antara pemerintah serta stakeholder terkait guna melakukan percepatan pembangunan khususnya penurunan stunting bidang kesehatan di Kabupaten Landak," katanya.
Ia mengatakan bahwa keterpaduan program dan kegiatan yang sejalan serta penerapannya yang efektif akan berdampak positif terhadap pelaksanaan koordinasi, pembinaan, monitoring serta evaluasi, perencanaan dan perumusan kebijakan terkait dengan program pembangunan di bidang kesehatan.
"Hal ini sejalan dengan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dimana tuntutan terhadap pelayanan dan kinerja pemerintah daerah yang optimal dan mampu memuaskan masyarakat sehingga atas dasar tuntutan dan dinamika perubahan-perubahan yang terus berkembang tersebut, pemerintah daerah terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat," tuturnya.
Baca juga: Wagub Kalbar targetkan pada 2024 angka stunting jadi 17 persen
Baca juga: Wahyudi Hidayat ajak masyarakat terapkan pola hidup sehat
Baca juga: KJRI Kuching sambut baik pelayanan KB dan sosialisasi Stunting kepada PMI
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022