Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kalimantan Barat menyediakan fasilitas pengujian human immunodeficiency virus(HIV) di 23 puskesmas dan tiga rumah sakit yang ada di kabupaten setempat guna mendeteksi infeksi sejak dini.
"Pengujian itu penting untuk mendeteksi infeksi sejak dini, sehingga langkah penanganan dapat segera diambil," kata Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Kamis.
Sedangkan akses pengobatan menurut Kastono, setiap individu yang terinfeksi HIV membutuhkan akses yang mudah terhadap pengobatan antiretroviral (ARV).
Sehingga pihaknya bekerja sama dengan lembaga medis untuk menyediakan ARV kepada semua penderita HIV yang membutuhkan dan untuk saat ini pengambilan pengobatan sudah di bagi menjadi tujuh titik yaitu di RSUD Achmad Diponegoro, Puskesmas Putussibau Utara, Puskesmas Putussibau Selatan, Puskesmas Badau, Puskesmas Kalis, Puskesmas Jongkong dan Puskesmas Semitau.
Dia menambahkan, selain pengobatan fisik, penderita HIV juga membutuhkan dukungan psikososial untuk mengatasi stigma dan dampak emosional yang mungkin timbul sehingga mengakibatkan ODHIV bisa putus berobat.
"Pencegahan dan penanganan HIV/AIDS perlu kerja sama semua pihak terutama lapisan masyarakat, terutama terhadap pemahaman dan pengawasan dalam pergaulan anak-anak kita," katanya.
Dinas Kesehatan Pengendalian dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu mencatat pada tahun ini sudah dua orang warga di daerah setempat meninggal akibat tertular penyakit HIV/AIDS.
"Penyakit HIV/AIDS itu tersebar di 12 kecamatan di Kapuas Hulu bahkan tahun ini sudah dua orang meninggal," katanya menambahkan.
Kastono mengatakan sejak tahun 2016 sampai dengan 2023 tercatat 70 orang positif terinfeksi HIV/AIDS dan pada 2023 ini terdapat 25 orang yang tersebar di 12 kecamatan.
Menurut dia, risiko penyebaran HIV/AIDS di Kapuas Hulu disebabkan beberapa faktor di antaranya yaitu migrasi dan kurangnya pengetahuan tentang seks yang aman.
Dia menjelaskan, HIV memiliki dampak yang serius pada kesehatan manusia. Virus itu menyerang sistem kekebalan tubuh, menghancurkan sel-sel yang penting untuk melawan infeksi.
Akibatnya, penderita HIV menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit infeksi, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan bahkan beberapa jenis kanker. Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS, tahap penyakit yang lebih lanjut, di mana tubuh memiliki kesulitan besar dalam melawan infeksi.
Oleh sebab itu pihaknya selalu mengkampanyekan edukasi tentang seks yang aman, penggunaan kondom, dan pentingnya pengujian HIV secara rutin. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko HIV dan cara mencegah penyebarannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Pengujian itu penting untuk mendeteksi infeksi sejak dini, sehingga langkah penanganan dapat segera diambil," kata Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Kamis.
Sedangkan akses pengobatan menurut Kastono, setiap individu yang terinfeksi HIV membutuhkan akses yang mudah terhadap pengobatan antiretroviral (ARV).
Sehingga pihaknya bekerja sama dengan lembaga medis untuk menyediakan ARV kepada semua penderita HIV yang membutuhkan dan untuk saat ini pengambilan pengobatan sudah di bagi menjadi tujuh titik yaitu di RSUD Achmad Diponegoro, Puskesmas Putussibau Utara, Puskesmas Putussibau Selatan, Puskesmas Badau, Puskesmas Kalis, Puskesmas Jongkong dan Puskesmas Semitau.
Dia menambahkan, selain pengobatan fisik, penderita HIV juga membutuhkan dukungan psikososial untuk mengatasi stigma dan dampak emosional yang mungkin timbul sehingga mengakibatkan ODHIV bisa putus berobat.
"Pencegahan dan penanganan HIV/AIDS perlu kerja sama semua pihak terutama lapisan masyarakat, terutama terhadap pemahaman dan pengawasan dalam pergaulan anak-anak kita," katanya.
Dinas Kesehatan Pengendalian dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu mencatat pada tahun ini sudah dua orang warga di daerah setempat meninggal akibat tertular penyakit HIV/AIDS.
"Penyakit HIV/AIDS itu tersebar di 12 kecamatan di Kapuas Hulu bahkan tahun ini sudah dua orang meninggal," katanya menambahkan.
Kastono mengatakan sejak tahun 2016 sampai dengan 2023 tercatat 70 orang positif terinfeksi HIV/AIDS dan pada 2023 ini terdapat 25 orang yang tersebar di 12 kecamatan.
Menurut dia, risiko penyebaran HIV/AIDS di Kapuas Hulu disebabkan beberapa faktor di antaranya yaitu migrasi dan kurangnya pengetahuan tentang seks yang aman.
Dia menjelaskan, HIV memiliki dampak yang serius pada kesehatan manusia. Virus itu menyerang sistem kekebalan tubuh, menghancurkan sel-sel yang penting untuk melawan infeksi.
Akibatnya, penderita HIV menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit infeksi, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan bahkan beberapa jenis kanker. Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS, tahap penyakit yang lebih lanjut, di mana tubuh memiliki kesulitan besar dalam melawan infeksi.
Oleh sebab itu pihaknya selalu mengkampanyekan edukasi tentang seks yang aman, penggunaan kondom, dan pentingnya pengujian HIV secara rutin. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko HIV dan cara mencegah penyebarannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023