Pontianak, 3/4 (ANTARA) - Wali Kota Pontianak Sutarmidji menjelaskan, harga sembako atau kebutuhan pokok di kota itu sepanjang Maret cenderung turun sehingga memicu terjadinya deflasi sebesar 0,44 persen.
"Pedagang di Kota Pontianak tidak menaikkan harga kebutuhan pokok menjelang rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sehingga tidak memicu inflasi," kata Sutarmidji di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, dengan terjadinya deflasi sebesar 0,44 persen, sehingga menempatkan Kota Pontianak di urut 61 dari 66 kota di Indonesia pada bulan Maret.
"Terjadinya deflasi artinya pedagang umumnya tidak terpengaruh oleh informasi rencana kenaikan BBM bersubsidi," ujar Sutarmidji.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat Yomin Tofri menyatakan, Kota Pontianak pada Maret terjadi deflasi sebesar 0,44 persen dari sebelumnya 1,70 persen.
"Terjadinya deflasi sebesar 0,44 persen dipicu penurunan dua kelompok pengeluaran dan kenaikan lima kelompok pengeluaran," katanya.
Dua kelompok yang mengalami penurunan, yakni kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar minus 0,01 persen, transpot, komunikasi serta jasa keuangan minus 5,37 persen.
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan, diantaranya bahan makanan sebesar 0,14 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,56 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,17 persen, kesehatan 0,26 persen, dan kelompok sandang sebesar 0,41 persen, kata Yomin.
Selain itu, ada sepuluh komoditas juga memberikan sumbangan deflasi tertinggi, angkutan udara minus 0,85 persen, daging ayam 0,11 persen, ikan tongkol 0,10 persen, udang basah 0,06 persen, mayung 0,01 persen, bawang merah 0,05 persen, kacang panjang 0,01 persen, ikan tenggiri 0,01 persen, mentimun 0,01 persen, dan asam minus sebesar 0,01 persen.
***2***
(U.A057/
Harga Sembako Di Pontianak Cenderung Turun
Selasa, 3 April 2012 12:15 WIB