Sambas (ANTARA Kalbar) - Sebagian besar Muslim yang merayakan Lebaran 1433 Hijriyah di kawasan pantai utara, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, menyajikan menu lontong sayur dan kue lapis khas daerah itu bagi tamu yang melakukan silaturahim.
Rodiah (53) salah seorang ibu rumah tangga di Desa Sempalai, Sambas, Minggu, menyatakan selalu menghidangkan lontong sayur dan kue lapis khas Sambas bagi setiap tamu yang berkunjung baik kerabat dan tetangga.
"Menu lontong sayur yang dibuat dari sayur santan dan daging sapi atau ayam kampung, kami hidangkan khusus tamu-tamu dari keluarga dekat, sementara kue lapis bagi tamu lainnya," kata Rodiah.
Menurut ibu enam anak itu menanyakan, lebaran tanpa menghidangkan lontong sayur dan kue lapis, terasa kurang, karena setiap tamu yang berkunjung pasti mencari kedua menu tersebut.
Menurut tradisi masyarakat Sambas, lontong sayur biasanya dihidangkan untuk keluarga terdekat selain kue lapis khas itu yang sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Sambas terdahulu. Konon kue lapis khas itu dihidangkan oleh pihak keluarga kerajaan kepada tamu yang dihormati.
Rodiah menambahkan, pembuatan kue lapis khas Sambas cukup sederhana, yakni telur bebek 50 butir, mentega, gula, susu, pengembang kue, pewarna secukupnya, kemudian campur lalu di kocok hingga mengembangkan.
Kemudian, adonan tersebut dimasukkan ke dalam cetakan sedikit demi sedikit ke dalam cetakan, setelah itu dimasukkan dalam open pembakar menggunakan kayu atau listrik..
Setelah matang, langkah selanjutnya membakar lapis per lapis hingga adonan itu habis, katanya.
Ia menambahkan, kue lapis khas Sambas agar rasanya khas dibakar dengan kayu agar rasa kue gurih dan nikmat dan sedikit maser di lidah.
"Sementara kue sekarang agak kering dan tidak maser serta bikin nek kalau terlalu banyak dimakan," ujarnya.
Adapun berbagai jenis kue lapis khas Sambas, diantaranya, lapis susu, belacan, kacang, minyak, dan lapis agar-agar.
Sebelumnya, Pengamat Budaya Sambas, A Muin Ikram (68) menyatakan, tradisi menghidangkan kue lapis khas Sambas tersebut perlu dilestarikan, karena bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi orang luar untuk berkunjung ke daerah itu.
"Apalagi rasa kekeluargaan dan kunjung-mengunjungi antartetangga dan kerabat masih kental sehingga perlu dilestarikan," katanya.
Menurut dia, tradisi menghidangkan lontong sayur dan kue lapis khas itu mulai ditinggalkan oleh generasi sekarang dengan menampilkan berbagai kue kering yang dulu tidak dikenal oleh masyarakat setempat.
(A057)