Jakarta (ANTARA Kalbar) - Pemerintah meminta pelaku usaha industri karet meningkatkan produktivitas serta hilirisasi produk "crumb rubber" menjadi produk-produk bernilai tinggi seperti ban serta komponen otomotif.
Prospek industri karet cukup baik dan konsumsi karet dunia mulai bergeser dari Eropa dan Amerika Serikat ke pasar China dan India.
"Indonesia sendiri memiliki areal karet paling luas di dunia sebesar 3,4 juta hektare yang sebagian besar adalah perkebunan milik rakyat dengan produksi karet per tahun mencapai 2,7 juta ton," kata Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto, pada pembukaan pameran plastik dan karet di Jakarta, Rabu.
Indonesia, menurut Panggah, memiliki potensi karet yang besar dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia.
"Produksi karet di Indonesia, Thailand dan Malaysia memberikan kontribusi 85 persen dari total produksi dunia. Namun, Indonesia memiliki kesempatan paling besar untuk memimpin industri karet dunia," paparnya.
Karet, lanjut Panggah, merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja utama di daerah, komoditas itu juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai sumber devisa negara.
(IAZ)
Pasar Karet Bergeser ke China dan India
Rabu, 10 Oktober 2012 14:11 WIB