Pontianak (ANTARA Kalbar) - Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengakui, sudah capek menyampaikan protes ke pihak Pertamina Kalimantan Barat, terkait sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di kota itu.
"Saya sudah tidak kuasa untuk menyampaikan protes kepada pihak Pertamina, mereka hanya pandai bohong-bohong bilang Sungai Kapuas sedang surut sehingga kapal tanker tidak bisa masuk," kata Sutarmidji di Pontianak, Selasa.
Sutarmidji menjelaskan, saat dicek di lapangan ternyata air Sungai Kapuas sedang tinggi dengan kedalaman sekitar enam meter.
"Buat `sakit gigi` jak (saja, red) kalau protes ke Pertamina, karena mereka hanya pandai berbohong terkait distribusi, dan stok BBM bersubsidi," ungkap Sutarmidji.
Antrean panjang dari kendaraan roda dua dan empat yang ingin membeli BBM bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Pontianak dan sekitarnya, sudah terjadi sejak empat hari terakhir.
Sebelumnya, Sales Representative Wilayah VII Pertamina Kalbar, Fakhri Rizal Hasibuan menyatakan, terjadinya antrean oleh kendaraan yang ingin membeli premium di SPBU karena keterlambatan kedatangan kapal tanker yang membawa premium ke Depot Pertamina Siantan, sehingga juga mengakibatkan keterlambatan pengiriman pada sejumlah SPBU.
"Seharusnya kapal tanker itu sudah harus sandar, Jumat (23/11) sore, tetapi terlambat dan baru bisa berlabuh hari, Sabtu (24/11) sekitar pukul 12.00 WIB atau 13.00 WIB di Depot Pertamina Siantan, akibat air Sungai Kapuas surut," ungkapnya.
Menurut dia, pada hari Sabtu kemarin ada dua kapal tanker pengangkut BBM jenis premium yang berlabuh di Depot Pertamina Siantan, yang masing-masing membawa 3.800 kilo liter premium.
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal (Pol) Unggung Cahyono menyatakan, telah menempatkan tiga hingga empat anggota polisi untuk menjaga setiap SPBU yang ada di 14 kabupaten/kota.
"Sejak Sabtu (24/11) kemarin, saya sudah perintahkan agar Polresta dan Polres di seluruh Kalbar, untuk menempatkan empat personel polisi pada setiap SPBU sebagai antisipasi meningkatnya antrean kendaraan membeli premium," katanya.
(A057)