Jakarta (ANTARA kalbar) - Melihat perkembangan dan hiruk pikuk yang terjadi di Garda Pemuda yang sangat berdampak bagi Partai NasDem, justru tepat pada pengundian nomor urut peserta Pemilu dan NasDem mendapatkan no urut 1, sungguh suatu hal yang memprihatinkan.
Apalagi yang terjadi adalah konflik kader yang beratribut sama, sungguh suatu hal yang bahkan memalukan dan memilukan.
Bagaimana mungkin kader dengan atribut yang sama, bahkan menjalani pelatihan dan doktrin yang sama dapat berada dalam posisi yang saling berhadapan.
Mereka tidaklah bersalah, tapi yang bersalah adalah pimpinan yang memperalat mereka untuk terlibat dalam konflik, yang mungkin saja tidak mereka ketahui duduk masalahnya.
Sungguh suatu hal yang rasanya sulit di percaya dan tidak dapat diterima akal sehat jika konflik antar kader yang berseragam yang membuat mereka harus saling berhadapan.
Bukankah ini bertentangan dengan filosofi pembentukannya, karena Baret (nama kader/pasukan berseragam tersebut) dihadirkan untuk mengawal kelancaran dan pencapaian dalam misi dan program organisasi.
Kesedihan semakin bertambah manakala kita menyaksikan ada kader-kader Baret "menyerang" kantor Partai NasDem, yang sekaligus menimbulkan tanda tanya besar. Mereka tentu digerakkan oleh elit Garda Pemuda, dan dalam konteks itu maka tidak ada alasan pembenaran yang dapat diterima.
Karena hal tersebut sudah melampaui batas kewajaran, bahkan sebenarnya sama dengan "mematikan secara fungsional" Baret Garda Pemuda tersebut.
Melihat perilaku elit Garda Pemuda yang lebih senang mengumbar permasalahan ke publik, maka bisa dipastikan bahwa memang telah hilang semangat untuk membangun kebersamaan.
Secara keseluruhan, kebersamaan dalam Keluarga Besar Nasional Demokrat belumlah berlangsung lama, tentu saja kadang masih saja terjadi miskomunikasi dan mis-understanding, bahkan masih banyak terjadi perangkapan jabatan.
Tapi jika perbedaan pandangan dan sikap, tentang apapun, disampaikan ke publik, maka pertanyaannya adalah, apakah telah dipikirkan secara matang tentang dampak terhadap Partai NasDem, khususnya menjelang Pemilu 2014 ?
Bukankah tugas anggota, kader apalagi pengurus adalah meraih dukungan sebanyak-banyaknya dari rakyat?. Atau memang langkah ini sengaja diciptakan untuk memperkecil peluang Partai NasDem, dengan memberi citra buruk?.
Jelas-jelas penyampaian ke ruang pulik tentang masalah internal mencerminkan tidak matang dan kokohnya mentalitas, apapun alasannya.
Yang lebih menyedihkan lagi adalah gambaran 'betapa heroiknya para elit yang datang dengan mendemo Kantornya sendiri'.
Pertanyaannya, apakah yang bersangkutan juga memiliki kadar heroisme yang demikian hebat pada saat ada tantangan yang berat dari luar?.
Peristiwa dan kehebohan yang terjadi, terlebih sampai ada penyampaian pokok masalah internal yang tejadi ke pulik/pihak luar, tentu saja mengindikasikan rapuhnya mentalitas dan semangat kebersamaan yang ada dalam Keluarga Besar Nasdem.
Jika ini yang terbangun, maka jangan salahkan masyarakat, jika muncul keraguan terhadap kemampuan Partai NasDem sebagai partai yang mengusung tagline "Perubahan". Apa yang mampu diubah jika mentalitasnya seperti itu?.
Masih ada waktu untuk benahi "mentalitas" kader dan elit Keluarga Besar Nasional Demokrat, dan masih terlalu banyak kader yang memiliki spirit menguatkan kelembagaan Partai NasDem, karena sejatinya perbaikan mentalitas adalah modal dasar untuk dapat lakukan Perubahan.
*Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem
(J004)