Jakarta (Antara Kalbar) - Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut berduka cita atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher akibat stroke yang dideritanya, Senin.
"Presiden telah mendapatkan laporan langsung dari Menlu Marty terkait hal ini, Presiden turut berbela sungkawa. Beliau telah mengintruksikan menteri luar negeri untuk mengirimkan rasa belasungkawa baik kepada Keluarga, maupun pemerintah Inggris," katanya melalui sambungan telepon, Senin.
Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher, dengan julukan "Wanita Besi" yang membentuk satu generasi politik negara itu, meninggal setelah mengalami stroke pada Senin dalam usia 87 tahun, kata juru bicaranya.
Margaret merupakan satu-satunya wanita yang pernah menjabat PM Inggris. Ia memerintah dari 1979 hingga 1990, menderita dementia (gangguan mental) dan jarang muncul di publik beberapa tahun terakhir.
Margareth berperan penting bagi Blok Barat pada masa perang dingin melawan Blok Timur yang dimotori Uni Soviet.
Kebijakan ekonomi pasar yang ia terapkan pada masanya sangat dikenal dan melekat dengan namanya, "Thatcherisme".
Perang melawan Argentina untuk mempertahankan Pulau Falkland (Malvinas), merupakan momen penting saat Margareth memerintah.
Dia dirawat di rumah sakit pada Desember untuk menjalani operasi kecil karena ada masalah di kandung kemihnya.
Mantan pemimpin Partai Konservatif itu merupakan satu-satunya perdana menteri perempuan dalam sejarah Inggris dan penghuni terlama Downing Street di abad ke-20.