Pontianak (Antara Kalbar) - Fraksi PPP DPRD Provinsi Kalimantan Barat mendesak pihak terkait mengatasi praktik percaloan di Bandara Supadio Pontianak terutama menjelang Ramadhan dan Lebaran.
"Harga tiket Pontianak ke Jakarta, luar biasa. Masyarakat harus membayar harga sangat mahal," kata Sekretaris Fraksi PPP DPRD Provinsi Kalbar Retno Pramudya di Pontianak, Jumat.
Menurut dia, salah satu penyebab tingginya harga tiket karena ulah oknum tertentu yang bekerjasama dengan pihak-pihak di lingkungan Bandara Supadio Pontianak.
Ia mengungkapkan, pada masa padat penumpang seperti libur sekolah, puasa, Lebaran, Tahun Baru, Imlek, sembahyang kubur, harga tiket dijual jauh di atas nilai resmi.
"Misalnya harga tiket selain pesawat Garuda, paling tinggi Rp1,2 juta. Tapi di momen-momen tersebut, bisa mencapai Rp1,8 juta, bahkan lebih," ujar dia.
Selain harga tinggi, penumpang terkadang tidak mendapat tiket sesuai nama yang bersangkutan.
Padahal, kalau terjadi sesuatu misalnya kecelakaan, nama si pembeli tiket tidak tercantum dalam manifes penumpang.
"Yang dirugikan tentu saja si pembeli tiket. Iya kalau semua penumpang mampu, bagaimana dengan penumpang tidak mampu tapi harus naik pesawat karena orang tuanya meninggal misalnya, jadi butuh transportasi yang cepat," kata Retno Pramudya.
Sementara kalau dibandingkan, misalnya dengan rute Jakarta - Banjarmasin, harganya lebih murah meski jaraknya lebih jauh dibanding Jakarta - Pontianak.
Ia berharap Pemprov Kalbar segera memanggil seluruh maskapai dan PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Supadio Pontianak.
"Pihak maskapai juga sepatutnya menambah penerbangan di musim padat penumpang," kata dia.
Fraksi PPP juga mengusulkan kepada rekan-rekan dari Komisi C yang membidangi perhubungan untuk segera memanggil PT Angkasa Pura II serta semua maskapai penerbangan di Kalbar.
(T011/N002)