Jakarta (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan meluncurkan buku untuk mengedukasi dan meningkatkan literasi masyarakat tentang pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan (jamsosnaker).
"Jadi kita melihat dampak yang signifikan dari kehadiran BPJS Ketenagakerjaan untuk menjawab tantangan-tantangan ke depan, dan buku ini sudah memberikan solusi-solusinya. Itu bagian dari untuk upaya untuk meningkatkan literasi," kata Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Nunung Nuryartono di Jakarta, Kamis.
Nunung berpesan agar buku tersebut tidak hanya disimpan di rak-rak perpustakaan dan dapat disebarluaskan kepada masyarakat.
"Jangan sampai buku ini hanya ada di rak-rak perpustakaan, tetapi yang jauh lebih penting dibaca dan sampai kepada seluruh lapisan masyarakat, mungkin bisa juga disampaikan kepada perwakilan-perwakilan pekerja, asosiasi, perguruan tinggi," ucapnya.
Ia menjelaskan terkait kurikulum jaminan sosial juga sudah mulai disusun untuk tingkat SD, SMP, SMA, oleh BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Program santunan beasiswa bagi ahli waris yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan, kata dia, telah memberikan manfaat besar dan dapat menjamin mobilitas sosial.
"Kami mencermati bahwa BPJS Ketenagakerjaan sebagai suatu ekosistem sudah memberikan manfaat. Saya berikan contoh ketika BPJS Ketenagakerjaan memberikan santunan beasiswa, ini kan menjamin mobilitas sosial, juga peningkatan mobilitas sosial antargenerasi," ucap Nunung.
Menurutnya, jaminan tersebut otomatis tidak hanya memberikan manfaat bagi yang membayar iuran, tetapi juga keluarganya.
"Misalnya kepala keluarga tadi meninggal, yang bekerja meninggal, maka generasi berikutnya itu terjamin. Dari penelitian skala kecil yang kami lakukan bersama dengan Kemenko Pemberdayaan Masyarakat, itu santunan yang disampaikan kepada ahli waris juga digunakan untuk aktivitas ekonomi, modal usaha," paparnya.
Sementara itu Direktur Human Capital dan Umum BPJS Ketenagakerjaan Abdur Rahman Irsyadi menyampaikan peluncuran buku tersebut bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya jamsosnaker.
"Pertama tentunya berkaitan dengan kesadaran masyarakat itu masih relatif kurang, sehingga kita harus sosialisasikan pada semua kalangan pekerja, dan utamanya kalau di buku ini kan banyak tantangan-tantangan yang terasa, salah satunya digital ekonomi, dimana banyak pekerja yang formal kemudian beralih ke informal," kata Abdur.
Menurut dia, beralihnya pekerja formal ke informal terkadang membuat kepesertaan dalam BPJS Ketenagakerjaan menjadi tidak konsisten.
"Ini perlu diberikan juga pemahaman-pemahaman yang sama, karena seringkali juga kita melihat mereka kadang-kadang menjadi peserta itu tidak ajeg (konsisten) gitu, jadi enggak rutin, sehingga mengkhawatirkan masa depan mereka sendiri," ujar dia.
Selain itu melalui buku tersebut, ia berharap cakupan semesta atau universal coverage, dimana seluruh masyarakat dipastikan mendapatkan akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan maupun sosial dapat terwujud.
"Kita ingin bahwa universal coverage itu segera terwujud, sehingga kita perlu memperluas ekosistem yang ada di seluruh masyarakat Indonesia," tuturnya.