Ghazni, Afghanistan (Antara Kalbar/AFP) - Gerilyawan Taliban menculik seorang perempuan anggota parlemen Afghanistan, kata seorang pejabat pada Rabu, satu contoh baru penculikan perempuan terkemuka yang menjadi sasaran.
Fariba Ahmadi Kakar dan tiga anaknya diculik di bawah todongan senjata pada Sabtu di pusat Provinsi Ghazni di jalan utama dari Kota Kandahar ke Kabul.
"Pasukan keamanan menyebutkan anak-anaknya (dua perempuan dan satu laki-laki) dalam sebuah operasi pada Senin. Namun dia telah ditempatkan di tempat lain, kami masih mencarinya," kata Wakil Gubernur Ghazni Mohammad Ali Ahmadi kepada AFP.
"Para sesepuh kota juga terlibat dalam pembicaraan dengan para penculik untuk mengamankan pembebasannya," ditambahkan Ghazni, tanpa memberikan informasi rinci mengenai identitas kelompok penculik.
Juru bicara parlemen mengatakan kejadian tersebut kali pertama anggota parlemen Afghanistan, pria dan wanita, diculik selama 10 tahun terakhir.
Beberapa pejabat lain di Ghazni dan Kandahar mengonfirmasi penculikan dan membantah laporan Kementerian Dalam Negeri yang menyebutkan Kakar sedang dalam perjalanan ke Turki.
Keluarga Kakar yang sebelumnya membantah bahwa dia telah diculik, dengan beberapa kerabat yang menceritakan kepada AFP Kakar di rumah sakit.
Haji Zaman, sesepuh Ghazni yang terlibat dalam negosiasi, mengatakan kepada AFP bahwa Taliban lokal terlibat dalam penculikan.
"Mereka adalah Taliban lokal, mereka menginginkan uang dan pembebasan empat rekannya dari penjara Afghanistan," ujarnya.
Para sandera di Afghanistan sering diambil kelompok kriminal lokal, dan bisa dijual ke kelompok-kelompok pemberontak yang kemudian menuntut tebusan uang tunai atau pertukaran tahanan untuk pembebasan mereka.
Perempuan yang mengambil peran publik di Afghanistan terus-menerus mendapat ancaman, dengan banyak muslim konservatif terhadap perempuan bekerja di luar rumah dan membangun karir independen.
Bulan lalu, seorang bersenjata menembak mati beberapa polisi wanita di negara tersebut.
Letnan Islam Bibi tewas oleh kelompok yang tidak diketahui ketika dirinya berkendara ke tempat kerja bersama anaknya di selatan Provinsi Helmand.
Pemenuhan hak-hak asasi perempuan merupakan fokus utama dari upaya internasional di Afghanistan, dengan diplomat luar negeri yang sering menunjuk lebih banyak kepada anak perempuan sekolah dan kebebasan yang lebih besar bagi perempuan yang merupakan tanda dari kemajuan.
Namun negara-negara donor juga meningkatkan kekhawatirannya bahwa kemajuan tersebut beresiko ditariknya 87.000 pasukan NATO tahun depan dan kelompok Islam melobi untuk lebih mempengaruhi.
(I. Budilaksono)