Cibinong (Antara Kalbar) - Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan berbagai obat-obatan yang berasal dari protein rekombinan.
"Obat-obat yang dihasilkan mulai dari obat antianemia, neutropenia, pengembangan obat berdasarkan daun sukum serta pembentukan kit diagnostik terhadap virus HPV," ujar Koordinator Program Kompetitif "Molecular Faming" dan Bahan Baku Obat Puslit Bioteknologi LIPI Wien Kusharyato di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Beberapa obat yang dihasilkan yakni Human Erythopolitien atau EPO yang berfungsi untuk antianemia.
Kemudian Granulocyte Colony Stimulating Factor (GSCF) berguna untuk meningkatkan sel darah putih dalam darah.
"Biasanya digunakan, bagi pasien yang sudah menjalani kemoterapi," jelas dia.
Sementara obat lainnya yakni Interferon Alfa 20 berguna untuk obat hepatitis.
"Bacteriocin untuk obat bakteri dan D.Tagatosa sebagai pengganti gula untuk penderita diabetes," lanjut dia.
Obat-obat tersebut, lanjut dia, jika di pasaran amat mahal. Misalnya saja GSCF yang harga untuk satu kali suntik Rp1 juta.
"Jika sudah diproduksi massal harganya bisa lebih murah. Saat ini harga mahal karena impor," jelas dia.
Wien berharap kebijakan pemerintah mendukung hasil penelitian, agar Indonesia bisa menghasilkan obat-obatan secara mandiri.
LIPI Kembangkan Obat Melalui Proses Protein Rekombinan
Selasa, 19 November 2013 17:40 WIB