Yogyakarta (Antara Kalbar) - Tim mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta mengembangkan pellet pakan ikan berbahan usus dua belas jari ayam.
"Kami berhasil membuat pellet pakan ikan dengan nama 'Pellet Uso' yang kaya protein dengan memanfaatkan limbah usus dua belas jari (Duodenum ) pada rumah potong ayam," kata ketua tim mahasiswa Dwi Prihastuti di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, pemanfaatan limbah usus dua belas jari sebagai sumber protein merupakan salah satu alternatif dalam rangka menyediakan sumber pangan kaya protein bagi ikan khususnya lele.
Selain itu, juga untuk mengurangi dampak buruk pencemaran lingkungan akibat dari pembuangan limbah usus dua belas jari.
Ia mengatakan selama ini pemanfaatan usus dua belas jari untuk pakan ikan dilakukan secara langsung. Namun, hal itu kurang sehat karena dapat menurunkan kualitas dari air kolam dan dilihat dari sisi estetika kurang baik.
"Apalagi banyak orang yang merasa jijik jika langsung memberikan usus buntu tanpa pengolahan sebagai pakan ikan. Padahal, ikan dapat tumbuh dengan baik jika mengonsumi usus buntu ayam," katanya.
Anggota tim Miftahudin Nur Ihsan mengatakan bahan pembuatan "Pellet Uso" antara lain usus dua belas jari ayam, tepung terigu, tepung jagung, cangkang telur, ekstrak kangkung, dedak halus, dan minyak ikan.
Pembuatan 'Pellet Uso' dilakukan dengan mencampurkan semua bahan kemudian diblender sampai halus. Kemudian ditambahkan air panas 1,25 kali berat bahan baku, dan aduk di atas api kecil.
Pengadukan adonan dilakukan sampai terjadi perubahan warna. Setelah itu memasukkan tepung kanji dengan perbandingan sepertiga dari bahan aduk terus sampai adonan mengental.
"Jika perlu ditambahkan sedikit lagi air panas. Kemudian dinginkan adonan," katanya.
Menurut dia, bahan baku yang telah dingin dicetak dengan penggiling mi dan akan diperoleh bentuk batangan-batangan. Batangan basah tersebut dipotong-potong sepanjang tiga centimeter atau menurut selera.
"Pelet basah yang telah dipotong-potong dijemur sampai kadar airnya 10-20 persen, kemudian dilakukan pengeringan. Pengeringan dapat juga memakai oven, dan pengeringan dihentikan jika pellet kering, keras, dan mudah patah," katanya.
Anggota tim Desiana Nur Fajari mengatakan dalam penelitian dengan pembimbing Dr Das Salirawati itu dibuat lima variasi pellet, yakni "Pellet Uso" dengan perbandingan bahan utama dengan bahan tambahan sebesar 20 persen, 30 persen, 40 persen, 50 persen, dan 60 persen.
Menurut dia, kelima variasi pellet itu kemudian diuji kadar proteinnya, sehingga dapat diketahui seberapa besar penambahan kadar Duodenum dapat meningkatkan kadar protein pellet.
"Keefektifan 'Pellet Uso' dari limbah usus dua belas jari ayam sebagai alternatif pakan lele dicapai saat dicampurkan 60 persen Duodenum ke dalam bahan baku pellet ikan," katanya.
Masduki Attamami