Balikpapan (Antara Kalbar) - Populasi bekantan (Nasalis larvatus) terbesar di dunia dan keanekaragaman hayatinya di Teluk Balikpapan semakin terancam rencana perluasan pabrik kelapa sawit PT Wilmar Nabati Indonesia (WINA) di Teluk Balikpapan.
Di hutan mangrove di Teluk Balikpapan itu ada sekitar 1.400 ekor bekantan, lebih kurang 5 persen dari 25.000 ekor bekantan di seluruh dunia. Populasi bekantan di Balikpapan itu yang terbesar yang ada di dunia, kata Stanislav Lhota, peneliti primata dari Czech University of Life Sciences di Praha, Republik Ceko di Balikpapan, Minggu.
WINA memegang konsesi seluas 149,8 hektare berupa kawasan hutan bakau (mangrove) di sisi utara Teluk Balikpapan, atau di sebelah barat dari Kota Minyak itu. Konsesi itu bagian dari Kawasan Industri Kariangau (KIK).
Lhota telah meneliti di Teluk Balikpapan tidak kurang dari sepuluh tahun.
Selain bekantan yang hidup di hutan mangrove, di perairan Teluk Balikpapan juga hidup ikan duyung (Dugong dugong), terumbu karang, dan padang lamun.
Terumbu karang dan padang lamun adalah penyedia makanan bagi ikan duyung dan pesut, dan juga tempat berkembang biak ikan yang mendukung industri perikanan rakyat di kedua sisi teluk.
Keberadaan pabrik kelapa sawit saja sebenarnya sudah cukup merusak, apalagi kemudian diperluas lagi, kata Lhota.
Lahan mangrove yang dijadikan kawasan pabrik memutuskan mata rantai makanan bagi bekantan dan banyak spesies burung di Teluk Balikpapan.
Bila terus berlangsung, bekantan akan punah dari Teluk Balikpapan dalam 15-20 tahun mendatang, tambah Lhota.
Sebelumnya untuk mendapatkan izin perluasan pabrik tersebut, PT WINA telah menggelar konsultasi publik atas Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari proyek tersebut.
Konsultasi publik yang pertama digelar di sebuah sekolah di Teluk Waru, di pesisir selatan Teluk Balikpapan yang menjadi wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara.
Lokasi konsultasi publik itu, disebutkan Eka Saputra dari Wimar, seperti dikutip laman mongabay.co.id, sudah sesuai dengan arahan aparat setempat.
"Supaya dengan dengan lokasi pabrik dan masyarakat di sekitar mudah mencapainya," ujarnya.
Dikatakannya, untuk operasionalisasi penyelenggaraan pemerintah kecamatan baru akan dilakukan secara bertahap. Sebab Pemkab Sintang perlu melaksanakan persiapan-persiapan operasionalisasi kecamatan baru tersebut.