Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo berupaya meningkatkan kewirausahaan pada nelayan tradisional guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan beserta anggota keluarganya.
"Program Peningkatan Kesejahteraan Nelayan bertujuan untuk meningkatkan wirausaha dan pendapatan nelayan," kata Sharif Cicip Sutardjo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, komitmen KKP dalam memberi prioritas peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakan pesisir terkendala sejumlah tantangan di lapangan.
Ia menguraikan, beberapa kendala itu antara lain daya saing industri dalam negeri yang belum optimal, degradasi lingkungan pesisir dan lautan serta perubahan iklim.
Dengan program tersebut, KKP memiliki kelompok sasaran yakni rumah tangga miskin (RTS) nelayan di wilayah berbasis Pelabuhan Perikanan (PP)/Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).
Target program, kata Sharif, adalah 816 Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan yang telah terdata dan dilakukan secara bertahap sampai dengan tahun 2014.
Berdasarkan data KKP, di seluruh Indonesia telah dibangun 816 unit pelabuhan perikanan yang terdiri atas 6 Pelabuhan Perikanan Samudera, 14 Pelabuhan Perikanan Nusantara, 45 Pelabuhan Perikanan Pantai, dan 749 Pangkalan Pendaratan Ikan, serta 2 pelabuhan swasta.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan menyoroti berkurangnya pasokan pangan produk perikanan karena cuaca buruk yang mengakibatkan banyak nelayan yang berhenti melaut sehingga berdampak terhadap produksi ikan di Tanah Air.
"Dampak yang ditimbulkan akibat nelayan tidak dapat melaut karena cuaca buruk, nelayan tidak memperoleh penghasilan karena tidak dapat menangkap ikan," kata Sharif Cicip Sutardjo dalam acara pemberian bantuan kepada nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Baru, Jakarta, Jumat (7/2).
Sharif memaparkan, akibat dari tidak melaut tersebut juga bakal membuat nelayan akan kekurangan bahan pangan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga lainnya.
Bahkan, ujar dia, dampak lainnya juga adalah berkurangnya suplai bahan pangan produk perikanan, baik untuk pasar domestik maupun untuk kebutuhan ekspor.
(T. Susilo)