Jakarta (Antara Kalbar) - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama (Q1) 2014 sebesar 5,77 persen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal pertama 2013 sebesar 6,02 persen (yoy).
"Pertumbuhan ekonomi kuartal satu 2014 sebesar 5,77 persen. Angka itu masih perkiraan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Bank Indonesia menilai moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berlanjut ke arah yang lebih sehat dan seimbang. Permintaan eksternal membaik dan mengimbangi moderasi permintaan domestik sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
"Beberapa indikator dini dan indikator penuntun mengindikasikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2014 meningkat antara lain didorong kegiatan Pemilu 2014," ujar Tirta.
Ekspor diperkirakan juga masih berada dalam tren membaik terutama didorong ekspor manufaktur sejalan pemulihan ekonomi negara maju. Sementara itu, investasi swasta pada triwulan I 2014 masih tumbuh terbatas, dan diperkirakan baru meningkat pada semester II 2014.
"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 diperkirakan masih berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia sebelumnya yakni 5,5 - 5,9 persen," kata Tirta.
Pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang juga ditopang perbaikan kinerja sektor eksternal, baik dari neraca pedagangan maupun neraca finansial. Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2014 kembali mencatat surplus sebesar 0,79 miliar dolar AS, ditopang meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas.
Peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas bersumber dari kontraksi pada impor nonmigas sejalan dengan moderasi permintaan domestik, dan perbaikan ekspor nonmigas khususnya manufaktur sejalan perbaikan ekonomi negara maju.
Surplus neraca perdagangan juga bersumber dari menurunnya defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi ekspor migas akibat kenaikan lifting minyak, serta penurunan impor migas sejalan dengan kewajiban penggunaan biodiesel untuk bahan bakar di sektor transportasi umum dan kelistrikan.
Dari neraca finansial, aliran masuk modal asing masih terus berlanjut pada Maret 2014 sehingga secara akumulatif pada triwulan I 2014, aliran masuk portfolio asing ke pasar keuangan Indonesia mencapai 5,8 miliar dolar AS.
Dengan perkembangan positif tersebut, cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2014 tercatat 102,6 miliar dolar AS, yang setara 5,9 bulan impor barang atau 5,7 bulan impor barang dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Bank Indonesia memperkirakan ke depannya perbaikan sektor eksternal berlanjut, ditopang defisit transaksi berjalan 2014 yang dapat ditekan di bawah 3 persen dari PDB dan surplus aliran masuk modal asing yang tetap besar," ujar Tirta.