Sungai Raya (Antara Kalbar) - Petani karet Kubu Raya mengeluhkan anjloknya harga jual karet yang jatuh hingga 50 persen dari harga normal.
"Harga karet ini turun hingga 50 persen. Biasanya untuk harga normal dengan kisaran Rp10.000 sampai Rp8.000 per kilogram, namun sekarang tinggal Rp6.500 sampai Rp5.000 per kilogram saja," kata ketua Asosisasi Petani Karet Kabupaten Kubu Raya, Sumadi Pattalim di Sungai Raya, Kamis.
Menurut dia, sejumlah daerah lain seperi di Sintang, Landak dan Sanggau harga karet juga mengalami penurunan, namun harga jual ditingkat gudang tidak sampai anjlok, karena sepengetahuannya harga karet disejumlah daerah itu masih berkisar sekitar Rp7.000 hingga Rp8.000 per kilogram.
"Kami berharap, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya bisa peduli dan turut membantu kami untuk mencarikan solusi agar harga karet di Kubu Raya tidak semakin anjlok," tuturnya.
Karena sudah hampir lima bulan harga karet anjlok ditambah lagi cukup seringnya terjadi hujan di sekitar Kubu Raya, terutama kawasan kebun karet di Sungai Ambawang, membuat banyak petani karet setempat sementara waktu beralih pekerjaan.
"Karena tidak bisa menorah, cukup banyak petani di sini yang beralih mencari pekerjaan lain seperti buruh bangunan di Kota Pontianak, ke Ketapang dan Sintang untuk menjadi buruh di kebun sawit dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari termasuk biaya sekolah anak-anaknya," ujarnya.
Menurut dia, jika kondisi itu terus dibiarkan, bukan tidak mungkin ke depan kesejahteraan petani karet lokal Kubu Raya akan semakin memprihatinkan karena logikanya harga jual karet yang semakin rendah tidak sebanding dengan harga sejumlah kebutuhn pokok yang mahal.
"Untuk bisa beli beras satu kilogram saja harus kami bisa menjual dua kilogram karet. Itu baru untuk beli beras saja, belum lagi untuk keperluan lain seperti uang sekolah anak dan biaya kebutuhan hidup lainnya," katanya.
Dia kembali berharap agar Pemerintah Kabupaten Kubu Raya bisa membuat program peningkatan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian dan peningkatan infrastruktur di pedesaan sangat penting untuk menopang perekonomian untuk para petani.
"Penguatan dari penyuluh pertanian harus gencar melakukan sosialisasi sehingga petani karet tidak hanya tertumpu untuk bertani karet tetapi setelah menoreh karet para petani bisa punya penghasilan lain dari hasil bertani seperti menanam sayur. Sehinga ke depan ada pembangunan mental dan mengetahui menjadi petani dan dukungan modal juga sangat penting untuk petani karet sehingga tidak bingung ketika harga karet turun," kata Sumadi.